Minggu, 05 Januari 2020 19:26
INT
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - Amerika Serikat sedang menghadapi musim flu terburuk dalam beberapa dekade. Sejauh musim flu ini, sedikitnya 2.900 orang diperkirakan telah meninggal karena flu di negara itu.

 

Data itu dirilis pada hari Jumat oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

Menurut CDC, sejak musim flu dimulai pada bulan Oktober, virus telah membuat sakit sedikitnya 6,4 juta orang dan menyebabkan 55.000 dari mereka dirawat di rumah sakit.

Hal ini menjadikan musim flu 2019-20 setara dengan yang terjadi 2017-18, yang merupakan yang paling fatal dalam lebih dari 40 tahun.

 

Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergies and Infectious Diseases, percaya bahwa lonjakan flu dapat segera pulih dengan sendirinya.

"Kami tidak ingin itu terus naik dan naik seperti pada tahun 2017-2018," katanya. "Semoga tidak, tetapi jika terus naik, ini bisa menjadi tahun yang buruk."

"Satu-satunya hal yang dapat diprediksi tentang flu adalah tidak dapat diprediksi."

CDD juga menyatakan bahwa musim ini sangat mematikan bagi anak-anak. Hingga 28 Desember, 27 anak dilaporkan telah meninggal karena flu. Ini adalah jumlah kematian tertinggi sejak CDC mulai melacak dampak flu sejak 17 tahun yang lalu.

TAG

BERITA TERKAIT