Senin, 06 Januari 2020 06:00
Editor : Ibnu Kasir Amahoru

RAKYATKU.COM - Sebagai seorang Rasul, Nabi Muhammad SAW selalu berzikir kepada Allah dalam keadaan apapun, mulai saat duduk, berdiri, bahkan saat sedang istirahat walau mata tertutup.

 

Abu al-Lais as-Samarkandi dalam Tanbih al Ghafilin menjelaskan, zikir kepada Allah menyimpan lima kebaikan:

Pertama, akan menambah Ridha Allah. Kedua, Semakin menambah ketaatan kepada-Nya. Ketiga, Sebagai tameng perlindungan diri dari godaan syaitan. Keempat, melembutkan hati. Kelima, benteng diri dari segala kemaksiatan.

Sebelum Nabi Muhammad SAW wafat, beliau selalu membaca bacaan ini:

 

"Subhanallah wa bihamdihi, astagfirullah wa atubu ilaihi"

Artinya: Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.

Imam Nawawi dalam kitab Riyadh al-Shalihin mengutip sebuah hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim yang artinya:

Diriwayatkan dari Siti Aisyah Radhiyallahu Anha berkata: sebelum wafat, Rasulullah memperbanyak membaca: “Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-nya. (Muttafaqun Alaihi).

Menurut Muhammad Ali dalam kitab Dalil Al-Falihin menjelaskan Nabi Muhammad SAW menjelang wafatnya, beliau memperbanyak membaca bacaan seperti penjelasan diatas saat sedang ruku’ dan sujud dalam shalat. 

Hal ini sesuai perintah dalam Surat An-Nasr ayat 3 yang artinya:

“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.”(QS. Al-Nasr ayat 3).

Dari penjelasan ini dapat dipahami, Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang selalu dijaga dari dosa tetapi beliau selalu memperbanyak meminta ampunan kepada Allah. Beliau ingin mengajarkan kepada umatnya agar selalu ingat kepada Allah dan beristigfar agar kebiasaan ini berlangsung sampai ajal hendak menjemput.

Sumber: Bincangsyariah

TAG

BERITA TERKAIT