RAKYATKU.COM - Tiga tahun lebih. Adnan Purichta Ichsan, menakhodai Gowa. Sang wakil, Abdul Rauf Malaganni pun begitu setia mendampingi. Tak ada perselisihan. Apalagi, pertengkaran.
Keharmonisan itu ditegaskan Sang Nakhoda Gowa. "Jangankan bertengkar. Berselisih kata saja dengan Pak Wabup (Karaeng Kio, Red), itu tak pernah," kata Adnan, dalam wawancara khusus dengan Rakyatku.com di atas mobil dinasnya, belum lama ini.
Adnan memang menempatkan Sang Wakil di tempat 'khusus'. Di mata calon doktor hukum ini, Karaeng Kio adalah sosok pamong senior yang kaya pengalaman. Pun mahfum akan tugas dan perannya.
Sang Wakil Bupati, pun melontarkan pujian senada. Di mata Karaeng Kio, Adnan adalah sosok pemimpin muda yang visioner. Punya kapabilitas mumpuni. Dewasa dalam bersikap. Dan, mampu menempatkan diri.
"Pak Adnan itu, lebih dewasa dari umurnya. Saya ini kan sudah tua. 61 tahun. Beliau baru 30 tahun lebih. Hampir setengah umur saya. Tapi, beliau begitu dewasa dalam bersikap," puji Karaeng Kio, saat ditemui Rakyatku.com di Bumi Perkemahan Pramuka HM Yasin Limpo, Minggu (29/12).
"Pak Adnan sangat menghormati saya. Padahal, saya ini wakil. Kami selalu bersama-sama. Semuanya, kami bicarakan bersama. Mutasi, apa saja. Pak Adnan betul-betul lebih dewasa dari umurnya," puji Karaeng Kio, sambil mengacungkan jempol.
"Kami juga, ibarat bapak dan anak. Selalu menjaga satu sama lain. Bersama dalam apa saja. Berdiskusi, tentang apa saja," tandasnya, meyakinkan.
Keharmonisan Adnan-Kio, juga diungkapkan Sekda Gowa, H Muchlis. Menurut Muchlis, dua pimpinannya itu betul-betul membuatnya nyaman bekerja. "Sangat nyaman. Mereka begitu kompak. Saling menghargai. Betul-betul tidak ada perselisihan," tandasnya.
Muchlis menambahkan, kemesraan Adnan-Kio pun berbuah manis. Kabupaten Gowa telah membukukan prestasi; 100 penghargaan. "Dalam kondisi keterbatasan anggaran, Pemerintah Kabupaten Gowa bisa meraih 100 penghargaan. Bisa dibayangkan kalau anggaran besar," katanya, memberi pengandaian.
Kemesraan Adnan-Kio, memang menjadi cerita menarik. Empat tahun bersama menakhodai Gowa, jangankan bertengkar, berselisih kata saja tak pernah. Keharmonisan itu, menurun sampai ke tingkat bawah. Memunculkan kenyamanan dalam bekerja. Mewujudkan kepuasan masyarakat (80 persen lebih tingkat kepuasan masyarakat Gowa di bawah pemerintahan Adnan-Kio, Red). Lalu, mengukir prestasi dalam bentuk penghargaan.
Ya, sebuah pembelajaran yang patut dicatat. Paling tidak, sebagai contoh. Bahwa, demokrasi semestinya seperti ini! Tidak kemudian pimpinan kepala daerah dan wakilnya, 'bercerai' di tengah jalan. Yang pada ujungnya, justru mengorbankan rakyat. Semoga... (Fusuy Nahbus)