RAKYATKU.COM, BULGARIA - Baba Vanga memang sudah tiada. Dia meninggal 23 tahun lalu dia meninggal dalam usia 85 tahun.
Namun sebelum meninggal, peramal buta asal Bulgaria itu, pernah membuat ramalan atas nasib dua pemimpin dunia pada 2020. Donald Trump dan Vladimir Putin.
Dikutip dari Mirror.co.uk, 30 Desember 2019, Baba Vanga telah memprediksi teror 9/11 dan Brexit. Tepat sebelum kematiannya pada usia 85, dia membuat serangkaian prediksi untuk tahun 2020.
Orang-orang yang tertarik pada mistisisme terus menelisik ramalan Baba, yang sebagian orang yakin ramalannya sampai tahun 5079, tahun yang ia yakini alam semesta akan berakhir.
Ramalan yang paling mengejutkan, soal kehidupan Vladimir Putin dan Donald Trump. Kedua tokoh dunia itu kata Baba Vanga, sedang dalam bahaya.
"Donald Trump akan menderita tuli dan penyakit mematikan pada tahun 2020, dan Vladimir Putin harus menangkis upaya pembunuhan. Sementara Eropa bersiap-siap untuk serangan kimia dari ekstremis Muslim," kata ramalan Baba Vanga seperti dikutip dari Daily Mail.
Namun, Trump dan Putin dapat menarik kepastian dari kenyataan, bahwa prediksi tahun lalu sangat mirip. Tidak ada nasib seperti yang menimpa mereka pada 2019. Ramalan Baba Vanga tahun 2020 menyebut Trump menderita tumor otak, yang membuatnya tuli dan bahkan mungkin membunuhnya.
Dia juga meramalkan upaya pembunuhan terhadap Putin dari dalam Kremlin, meskipun tidak jelas apakah pemimpin Rusia itu diperkirakan akan selamat.
Ramalan Baba Vanga juga menyebut, pasukan 'ekstremis Muslim' yang menyerang Eropa dengan senjata kimia.
Para pengikut peramal buta itu, telah mengutip prediksi yang sama tentang kejatuhan Eropa selama bertahun-tahun, dan tidak ada bencana seperti itu yang terjadi.
Klaimnya bahwa Eropa akan runtuh pada tahun 2016 diakui pendukungnya, ketika Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa dalam referendum Brexit 2016.
Prediksi "perang Muslim yang hebat" di Eropa juga belum terjadi.
Upaya pembunuhan terhadap Putin tidak dapat dikesampingkan dan rencana asli untuk membunuhnya dihentikan pada 2012.
Baba Vanga juga menyebut Putin harus mengawasi langit, untuk sebuah meteorit raksasa yang akan menabrak Rusia.
Sementara Trump tidak diketahui memiliki masalah kesehatan yang serius, dan ia tidak menderita masalah kesehatan.
Satu-satunya masalah kesehatan, adalah ketika Trump melakukan pemeriksaan kesehatan mendadak di Walter Reed National Military Medical Center, Bethesda, Maryland pada 16 November, menurut CNN.
Dokter tidak memberikan rincian. Akan tetapi, catatan total kolestrol Trump disebut yakni 165 miligram per desiliter.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Stephanie Grisham, menepis rumor Trump sakit. Dia menyebut, Trump memutuskan untuk melakukan cek kesehatan rutin berhubung dia bebas kerja di akhir pekan.
Baba Vanga dari Bulgaria meninggal 1996 lalu. Dia dikenal pula sebagai Nostradamus dari Balkan. Dia secara misterius kehilangan penglihatannya pada usia 12 saat badai besar.
Keluarganya diduga menemukannya beberapa hari kemudian nyaris meninggal, dengan mata tertutup rapat dan berselimut tanah. Dia kemudian mengklaim telah mengalami penglihatan pertamanya ketika buta, dan percaya dia telah diberi kekuatan untuk memprediksi masa depan dan menyembuhkan orang lain.
Orang-orang yang percaya mengklaim, Baba bahkan meramalkan serangan 9/11 pada tahun 2001, dengan mengatakan 'dua burung baja' akan menyerang 'saudara-saudara Amerika'.
"Horor, horor! Saudara-saudara Amerika akan jatuh setelah diserang oleh burung-burung baja. Serigala akan melolong di semak-semak, dan darah orang tak berdosa akan memancar," katanya.
Empat pesawat yang dibajak membawa teror ke Amerika pada 11 September 2001, yang dapat dianggap sebagai bukti bahwa prediksi 'burung baja' itu benar. Tidak ada sumber otoritatif tentang prediksi dan para ahli mengatakan banyak dari mereka diteruskan melalui media sosial di Rusia. Di antara prediksi Baba Vanga yang tidak terjadi adalah bahwa Barack Obama akan menjadi 'presiden Amerika terakhir'.
Namun, Donald Trump membuktikan kesalahan ramalan Baba Vanga pada 20 Januari 2017, ketika ia terpilih sebagai presiden AS.