Senin, 30 Desember 2019 18:31
Seorang wanita Muslim berjilbab berjalan melewati polisi anti huru hara di sebuah jalan di Meerut, di negara bagian utara Uttar Pradesh, India, 27 Desember 2019. (Reuters)
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - Pada hari Jumat, 20 Desember, sekelompok pria Muslim berdemo di Meerut, Uttar Pradesh. Mereka menentang Citizenship Amendment Act (CAA), undang-undang kewarganegaraan non-Muslim yang kontroversial.

 

Seorang perwira polisi senior bertubuh tambun kemudian menghampiri mereka. Polisi itu marah. Dia mengeluarkan makian dan ancaman.

"Jika Anda tidak ingin tinggal di sini, pergilah ke Pakistan," kata polisi itu. Dia juga mengancam mereka dengan mengatakan, "saya akan memenjarakan kalian semua."

Rupanya, seseorang merekam kejadian itu. Videonya diposting ke media sosial, lalu menjadi viral.

 

Polisi itu kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa beberapa pemuda melemparkan batu ke arah polisi dan meneriakkan slogan-slogan pro-Pakistan selama protes.

"Saya bertanya kepada mereka apakah mereka sangat mencintai Pakistan, maka mereka harus pergi ke sana."

Tapi, Menteri Minoritas India telah menyerukan langkah-langkah disipliner terhadap petugas itu.

"Tindakan segera harus diambil terhadap petugas polisi tersebut jika tuduhan itu benar," kata Menteri Serikat untuk Minoritas Mukhtar Abbas Naqvi.

Dia menekankan bahwa pemerintah akan merespons jika polisi atau pejabat diketahui melakukan "kekejaman terhadap rakyat."

Meerut telah menjadi tempat bentrokan keras di tengah kerusuhan nasional atas CAA. Lima orang tewas di sana minggu lalu. Kerabat korban melaporkan bahwa mereka ditembak mati oleh polisi.

Petugas membantah membunuh siapa pun. Mereka mengatakan bahwa mereka melepaskan tembakan hanya untuk mengendalikan kerumunan. 

Mereka malah menuduh para pemrotes bersenjata yang kejam mungkin bertanggung jawab atas kematian tersebut

CAA menawarkan kewarganegaraan India bagi minoritas agama daru Pakistan, Afghanistan, dan Bangladesh. Para kritikus mengatakan hukum itu diskriminatif karena tidak meluas ke umat Islam.

TAG

BERITA TERKAIT