Senin, 30 Desember 2019 21:15
Grafton E Thomas
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, GREENWOOD LAKE - Sabtu malam, 28 Desember 2019. Pukul 10 malam ketika itu. Di rumah Rabi Chaim Leibush Rottenberg di Monsey, tengah berlangsung perayaan Hanukkah.

 

Tiba-tiba, Grafton E Thomas (37) menyerbu masuk. Tangannya menggenggam parang. Dia mulai menebas dengan liar pada puluhan jemaah Yahudi, yang berkumpul untuk upacara penerangan lilin pada malam ketujuh Hanukkah. 

Thomas juga menikam beberapa orang, ketika orang-orang melemparkan rak, meja dan kursi untuk menutup jalannya, dan mengusirnya keluar dari rumah. Insiden itu tak lepas dari pandangan mata Josef Gluck.

Kepada DailyMail.com, Gluck bilang Thomas menyerang dalam diam. Dia sama sekali tak bersuara.

 

“Dia diam. Terus diam," kata Gluck. “Para korban berteriak dan panik. Itu kekacauan," tambahnya. 

Thomas kemudian mencoba memasuki sinagog sebelah, Kongregasi Netzach Yisrael-Kosson. Namun, dibarikade orang-orang yang berlindung di dalamnya. Dia kemudian melarikan diri dengan mobil abu-abu, seperti yang terlihat dalam kamera CCTV.

Petugas NYPD, lantas menemukannya 30 mil jauhnya di Harlem sekitar dua jam kemudian. Dia ditahan di kantor ke-32. Dia berlumuran darah dan pemutih pada saat ditangkap.

Gubernur Andrew Cuomo bilang, serangan itu dipicu oleh intoleransi dan menyebutnya sebagai tindakan terorisme domestik. 

Sabtu malam penikaman di utara New York City pada malam ketujuh Hanukkah, terjadi setelah serangkaian serangan yang menargetkan orang-orang Yahudi di wilayah tersebut, termasuk pembantaian di toko bahan makanan halal di New Jersey awal bulan ini.

Rumah rabi berada di Monsey, sebuah kota di Rockland County tidak jauh dari garis negara bagian New Jersey dan salah satu dari beberapa di Lembah Hudson, yang telah melihat gelombang masuknya orang Yahudi Hasid dalam beberapa tahun terakhir.

Satu orang terluka parah, kata gubernur kepada wartawan, dan tetap dalam kondisi kritis. 

Putra rabbi juga terluka tetapi kondisinya belum diketahui. Demikian pula korban lainnya.

Pihak berwenang belum memberikan motif untuk serangan itu, tetapi Cuomo mengatakan tidak ada keraguan bahwa itu dipicu oleh kebencian.

"Ini adalah waktu yang tidak toleran di negara kita," katanya kepada wartawan di luar rumah rabbi pada Minggu pagi. "Kami melihat kemarahan, kami melihat kebencian meledak. Ini adalah kanker di tubuh Amerika."

Pendeta Wendy Paige dari Paroki Highland Hudson di Pengadilan Kota Ramapo Minggu malam mengatakan, Thomas adalah jemaatnya. Dia kata Paige bukan teroris. Dia menderita sakit mental. Thomas lalu dibebaskan dengan jaminan USD5 juta.  

"Grafton bukan seorang teroris, dia adalah orang yang memiliki penyakit mental di Amerika, dan sistem yang ada belum melayani dia dengan baik," ungkapnya.

“Saya sudah lama menjadi pendetanya dan dia bukan orang yang kejam. Dia orang yang bingung. Kami meminta Anda berdoa bagi keluarga dan berdoa bagi mereka yang dirugikan. Kami meminta kalian menghormati keluarga dan menjauh dari rumah mereka," tambahnya.

Pada hari Minggu malam Naftali Silberberg mengeluarkan pernyataan atas nama Rabbi dan Rebbetzin Rottenberg. serangan brutal Sabtu malam, mengirimkan gelombang kejut ke komunitas Yahudi di seluruh dunia.

“Kami ingin menyampaikan penghargaan kami yang terdalam kepada kru tanggap darurat yang tak terhitung banyaknya, polisi dan pejabat resmi, termasuk pejabat lokal, negara bagian dan federal yang mulai bertindak dengan kesiapan, profesionalisme dan kepedulian yang mengesankan," ungkapnya.

Serangan itu melukai lima orang. Mereka dirawat di rumah sakit setempat.

TAG

BERITA TERKAIT