RAKYATKU.COM, TEHERAN - Iran, China dan Rusia menggelar latihan militer bersama yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini berfokus pada taktik anti-pembajakan dan anti-terorisme.
Namun Teheran telah memperingatkan musuh potensial agar tidak mendekati zona permainan perang untuk mengintai kegiatan mereka.
"Permainan perang bersama bukan lelucon, dan ini juga bukan lelucon bagi kami," kata wakil kepala pasukan Iran untuk koordinasi, Laksamana Muda Habibollah Sayyari, kepada wartawan, Sabtu (28/12/2019).
“Banyak negara pasti ingin tahu apa masalahnya. Mata-mata juga telah mengambil tindakan.”
"Kami akan menembak pesawat mata-mata apa pun di zona permainan perang, baik itu perahu atau pesawat terbang, karena kami telah membuktikan memiliki kemampuan seperti itu di masa lalu."
Latihan empat hari antara ketiga negara dimulai hari Jumat di Teluk Oman. Namun bagian latihan direncanakan akan berlangsung di utara Samudra Hindia.
Sayyari tidak menguraikan kemungkinan identitas mata-mata. Tapi awal pekan ini Washington mengumumkan bahwa mereka mengetahui latihan tersebut.
"Kami sedang memantau dan akan terus bekerja dengan mitra dan sekutu kami untuk memastikan kebebasan navigasi," kata juru bicara Pentagon Sean Robertson.
Perairan di sekitar Iran menyaksikan sejumlah insiden maritim tahun ini. Itu dimulai dengan serangan misterius terhadap empat kapal dagang, termasuk dua kapal tanker minyak Saudi, di pelabuhan UEA di Teluk Oman.
Meskipun tidak ada bukti kuat, Iran disalahkan atas insiden itu.
Peristiwa serupa terjadi pada bulan Juni, ketika dua kapal tanker minyak rusak saat transit di Teluk Oman. Teheran lagi-lagi dipersalahkan atas masalah tersebut.