Sabtu, 28 Desember 2019 21:44
Editor : Andi Chaerul Fadli

RAKYATKU.COM, BULUKUMBA - Syamsuddin Alimsyah tampil sebagai pembicara pada dialog akhir tahun yang digelar KOPEL yang bekerjasama YAPPIKA ActionAid. Pada kesempatan itu, pria yang akrab disapa Kak Syam itu membagi tips tentang cara membangun sekolah tanpa melibatkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

 

Pada pengalamannya dalam mengadvokasi pembangunan puluhan sekolah di Kabupaten Bogor, kunci utama perjuangan pembangunan sekolah adalah konsistensi, komunikasi, dan kreativitas.

Mesti ada konsistensi yang tinggi, kata Kak Syam, dalam mewujudkan pembangunan sekolah. Sering butuh waktu, bukan berarti sekali berjuang langsung jadi. Namun harus terus dilakukan hingga berhasil.

Kemampuan komunikasi khususnya dengan warga juga harus terjalin baik. Perlu bergaul dengan baik dengan warga. Agar mendapatkan informasi utuh terkait kondisi kebutuhan sekolah di kampung yang ingin dibangun sekolah.

 

Tak kalah penting kata Suami Andi Mariattang itu, kreatifitas dalam menggalang bantuan untuk pembangunan sekolah. Tidak lagi selamanya berharap kepada pemerintah namun menempuh cara lain misalnya fund rising atau melibatkan pihak swasta.

Kendati demikian, pemerintah harus terus diingatkan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah.

Pemaran Kak Syam diapresiasi dari Ombudsman RI, Alamsyah. Bahkan ia menilai pengaduan sekolah rusak yang masuk ke Ombudsman untuk Kabupaten Bogor mengalami penurunan. Hal ini menandakan ada pihak yang bekerja serius mengadvokasi sekolah rusak.

Apresiasi juga disampaikan Hazerin Sitepu CEO Radar Bogor. Ia menyampaikan kekagumannya terhadap konsistensi Kak Syam bersama KOPEL mengadvokasi sekolah rusak di Kabupaten Bogor, ia mengaku terlibat bersama KOPEL bergerak membantu membangun sekolah sekolah.

"Saya pribadi kebahagian tertinggi saya  kalau sudah bisa membantu orang lain. Pendidikan ini harus kita peduli karena aset bangsa," ujarnya.

Wakil Ketua MK, Prof Aswanto menjelasakan secara konstitusi, negara berkewajiban atas pendidikan dan tegas diatur 20 persen. Meski demikian realitasnya belum maksimal.

Apa yang dilakukan YAPPIKA ActionAid dan KOPEL serta stakeholder lain adalah tanggung jawab mulia. Meski pemerintah harusnya bekerja sama.

Aswanto mengisahkan pengalamannya bekerja sama dengan KOPEL dan Kak Syam. Bahkan ia pernah berkelliling Sulsel hampir sebulan keluar masuk kampung memberikan pendidikan politik dan antikorupsi. Peristiwa itu  tidak bisa dia dilupakan karena dilaksanakan dalam bulan Ramadhan.

Dirinya baru sadar kalau sudah lama di lapangan setelah jumatan, ternyata saat itu sudah Jum'at terakhir Ramadhan dan sisa beberapa hari lebaran, Itu dilakukan sebelum menjadi Hakim MK

"Itulah kita semua ini kalau Pak Syam yang undang susah kita menolak," ucapnya.

Prof. Bibin selaku rektor Universitas Pakuan Bogor juga memberi apresiasi dengan kerja KOPEL. Pihaknya mengaku sebagai sahabat Kak Syam ia bangga selalu hadir dan berkontribusi dengan kerja kerja mulia KOPEL.

TAG

BERITA TERKAIT