RAKYATKU.COM - Berenang saat haid, boleh dilakukan. Asalkan Anda menggunakan menstrual cup atau tampon.
Ketakutan seperti membuat air kolam renang berwarna merah, tidak perlu dipusingkan. Berenang saat haid bukan berarti tidak higienis atau Anda “mencemari” air kolam renang yang digunakan bersama dengan orang lain. Tidak sama sekali.
Sangat kecil kemungkinan darah haid akan keluar dari vagina dan mengenai air kolam renang.
Ini hal-hal yang Anda perlu tahu seputar mitos-fakta berenang saat haid, seperti dilansir dari sehatq.com.
Ada banyak sekali mitos seputar berenang saat haid. Bahkan di setiap negara, ada berbagai versi mitos yang sama-sama menakuti dan menjadi validasi, bahwa berenang saat haid adalah hal yang tabu dilakukan.
Mari simak faktanya.
1. Mitos: berenang saat haid bisa mencemari air kolam
Faktanya, selama Anda menggunakan tampon atau menstrual cup, darah haid tidak akan mencemari air kolam renang. Jika keluar pun, kolam renang telah diberi klorin untuk melindungi perenang dari penyebaran penyakit dari cairan seperti keringat atau urine.
Berenang saat haid bukan berarti mengancam kesehatan orang lain. Hanya saja, direkomendasikan untuk menggunakan tampon atau menstrual cup daripada pembalut sekali pakai. Alasannya tentu untuk kenyamanan Anda sendiri.
2. Mitos: darah haid akan membuat air kolam renang berwarna kemerahan
Faktanya, mustahil darah haid Anda bisa membuat air kolam renang tampak kemerahan. Tekanan dari air kolam renang justru akan menghentikan aliran darah haid Anda untuk sementara. Tekanan ini bisa berkurang saat Anda tertawa, batuk, bersin, atau bergerak.
Meskipun tekanan berkurang sekalipun, hanya sedikit sekali darah haid yang akan dilepaskan oleh tubuh dan tidak akan terlihat secara kasat mata. Biasanya, wanita yang sedang haid akan merasakan darah haid mengalir ketika keluar dari kolam renang karena tekanan dari air tidak lagi ada.
3. Mitos: berenang saat haid membuat wanita jadi “mangsa” predator
Tentu mitos ini beredar dalam konteks berenang di laut lepas dan bukan di kolam renang. Faktanya, tak perlu khawatir akan kemungkinan terendus predator dan menjadi mangsa potensial mereka. Hingga kini, belum pernah ada kasus hiu menyerang wanita hanya karena sedang haid.
The Shark Research Institute telah meneliti fakta ini selama bertahun-tahun, tanpa menemukan korelasi antara menyelam atau berenang saat haid dengan hiu mencari makan.
4. Mitos: berenang saat haid rentan mengalami infeksi
Faktanya, sangat kecil kemungkinan seseorang mengalami infeksi vaginal akibat berenang saat haid. Keluhan yang mungkin muncul hanya infeksi kulit atau sakit perut apabila tak sengaja minum air kolam renang terlalu banyak.
Memang ada kemungkinan air yang mengandung klorin di kolam renang menyebabkan infeksi jamur atau vaginosis bakteri. Namun tak perlu panik, perawatan vagina yang tepat untuk kondisi ini adalah dengan langsung membilas dengan air mengalir serta tidak terlalu lama mengenakan baju renang basah.
5. Mitos: berenang saat haid membuat kram perut makin nyeri
Faktanya, yang mungkin terjadi justru sebaliknya. Olahraga dengan intensitas rendah seperti berenang dapat meredakan kram perut saat haid. Logikanya, saat berolahraga tubuh akan menghasilkan endorfin yang berfungsi sebagai pereda nyeri alami.
6. Mitos: wajib pakai pembalut ketika berenang saat haid
Faktanya, pembalut sekali pakai bisa jadi justru membuat Anda merasa tidak nyaman. Pembalut didesain dapat menyerap cairan dengan sangat cepat dan ketika masuk ke kolam renang, sangat besar kemungkinan pembalut menjadi super tebal bahkan tidak lagi bisa menempel ke celana dalam.
Lebih amannya, gunakan menstrual cup yang terbuat dari bahan silikon sehingga tidak menyerap air. Anda bisa mengganti menstrual cup sesaat sebelum berenang sehingga tetap aman dan tidak bocor meski berenang dengan berbagai gaya.
Berenang saat haid harusnya bukan masalah setelah menyimak klarifikasi dari berbagai mitos yang beredar di luar sana. Jadi, tak perlu ragu lagi untuk berenang saat haid karena bukan berarti Anda tidak higienis.