Senin, 23 Desember 2019 23:45
Seminar Nasional Sains, Teknologi, dan Sosial Humaniora  2019 digelar UIT di Hotel Horison, Makassar, Senin (23/12/2019).
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Sebanyak 123 pemakalah mengikuti Seminar Nasional Sains, Teknologi, dan Sosial Humaniora  2019 di Hotel Horison, Makassar, Senin (23/12/2019).

 

Temanya, "Strategi dan Implementasi Dalam Menghadapi Making Indonesia 4.0 dan Society 5.0 Terhadap SDM dan Riset". Digelar Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar.

Para peserta dan pemakalah, berasal dari 19 perguruan tinggi dan dari Balai Litbang Agama Kota Makassar. Pesertanya, bukan hanya dari Sulawesi Selatan. Bahkan ada dari luar Sulawesi, seperti STIA Setih Setio Muara Bungo Jambi, Poltekkes Kemenkes Gorontalo, STIKES Mitra Bunda Persada Batam, Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang dan Universitas Nuku.

Adapun keynote speaker dalam seminar ini, Direktur Sistem Inovasi Kemenristek/BRIN, Dr. Ophirtus Sumule, DEA beserta narasumber lainnya, Kepala LLDIKTI Wil. IX, Prof. Dr. Jasruddin, M.Si, Direktur Direktorat Penelitian UGM, Prof. Dr. Mustofa, Apt, M.Kes dan Ketua Pusat Kajian Islam dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Dr. Wahyuddin Halim, MA, Ph D.

 

Ketua Panitia, Rahmawati menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor UIT, atas kepercayaannya dan arahannya dalam proses pelaksanaan seminar ini.  

Menurut Ketua LPPM ini, seminar nasional sebagai wadah interaksi profesional antar praktisi multi disiplin ilmu, untuk saling bertukar pikiran, pengetahuan, pengalaman, dan gagasan, untuk mengakselerasi menghadapi Making Indonesia 4.0 dan Society 5.0.

Rektor UIT, Dr. Andi Maryam menuturkan, kegiatan Seminar Nasional ini, bukan hanya sampai di sini. "Tapi kami punya target, kegiatan Seminar Nasional dilaksanakan 2 kali dan seminar internasional 1 kali satu tahun. Rencana akan dilaksanakan bulan April atau Mei 2020 ke depan," tuturnya.

Andi Maryam bilang, sanksi yang didapat UIT dari Kemenristek Dikti merupakan berkah, petunjuk dan nasehat dari Dr. Ophirtus Sumule, DEA, bahwa UIT harus banyak melakukan kegiatan, sehingga bisa dikenal tidak seperti dulu.

"UIT sekarang jauh lebih baik. Kami berupaya berkomitmen seluruh atau civitas dari akademik dari bebagai sisi," ujarnya.

Menurutnya, dahulu mahasiswa waktu disanksi hanya 4.000 orang dari 25.000, tapi setelah 6 bulan ini UIT sekarang 15.000 setelah adanya perbaikan.

Dirangkaikan dengan penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK), antara Rektor UIT, Dr. Andi Maryam dengan Universitas Ibnu Sina (UIS) Kota Batam Kepulauan Riau. 

Turut dihadiri Wakil Rektor I, Suriati, Wakil Rektor III, Muhammad Khaerul Nur, Direktur Pascasarjana UIT, Prof. Dr. Hj. Maemunah Dawy, para dekan, ketua prodi, dosen UIT.

TAG

BERITA TERKAIT