Kamis, 19 Desember 2019 03:00
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM,WAJO - Haruskah menunggu korban jatuh dulu baru diperbaiki? Sudah empat tahun gedung SD 285 Sompe rusak parah. Namun, belum dilirik pemerintah.

 

Sekolah ini berada di wilayah Kecamatan Sabbangparu, Kabupaten Wajo.

Lantai ubin banyak yang retak dan lepas dari semennya. Dinding lebih parah. Langit-langit juga jebol di sana sini. Cuma disangga sebatang bambu.

Kepala SDN 285 Sompe, Asri mengaku jarang berada di ruangannya lantaran kondisinya yang rusak parah.

 

"Ada tiga ruangan yang mengkhawatirkan. Sangat parah kondisinya. Biasa kalau angin kencang itu seperti mau roboh. Kita keluarkan saja siswa dari kelas, termasuk ruangan kepala sekolah. Saya jarang di sini," katanya saat ditemui, Rabu (18/12/2019).

Asri mengatakan, kondisi tersebut sudah sejak lama. Dirinya ditempatkan sebagai kepala sekolah di sejak 2015. Kerusakannya sudah parah kala itu.

"Padahal, selalu diusul saat musrenbang," katanya.

Tak cuma di musrenbang, bahkan sering dimasukkan dalam Dapodik, tapi tak pernah mendapat kucuran anggaran perbaikan atau rehabilitasi.

Sebanyak 37 siswa terancam nyawanya di sekolah ini. Ada tiga ruangan yang paling parah. Ruang kelas 5 yang dihuni 23 siswa, kelas 6 yang dihuni 14 siswa, dan ruang kepala sekolah.

"Saya sangat bersyukur jika pemerintah ingin membantu dan peduli terhadap keadaan sekolah kami yang tak memungkinkan. Terutama tiga ruangan yang mengkhawatirkan," curhat Asri ke anggota DPRD Wajo yang berkunjung.

Ketua Komisi IV DPRD Wajo, AD Mayang saat meninjau lokasi tersebut pun prihatin dengan kondisi sekolah dasar tersebut.

"Kalau kita lihat, ini sudah rusak berat. Kalau tidak direhab berat, mesti bangunan baru," katanya.

Lebih lanjut, AD Mayang menyebutkan telah meminta pihak sekolah untuk memperbaiki penginputan di dapodik.

"Penyesuaian data dapodik, nanti di situ lah disesuaikan. Atau kalau tidak, bisa diusulkan nanti di anggaran perubahan," katanya. (Rasyid/Rakyatku.com)

TAG

BERITA TERKAIT