RAKYATKU.CO - Ariana Rae Delfs, gadis remaja Florida meninggal setelah tertular mononukleosis atau dikenal sebagai 'penyakit berciuman.'
Gadis cantik berusia 17 tahun mengalami sakit tenggorokan dan sakit kepala yang hampir konstan sekitar tiga minggu yang lalu. Namun orang tuanya mengira dia hanya pilek atau flu.
Mereka kemudian membawa Ariana ke dokter untuk melakukan beberapa tes, termasuk untuk mononukleosis, atau mono, tetapi tidak dapat menemukan apa yang salah.
Akhirnya, setelah Ariana mulai muntah terus-menerus, dia dibawa ke rumah sakit, dimana dia menderita stroke setelah mengeluh bahwa dia tidak bisa merasakan kakinya.
Ariana dilarikan ke rumah sakit lain, dimana dia akhirnya didiagnosis dengan virus Epstein-Barr, yang menyebabkan mono (mononukleosis).
Namun, saat itu sudah terlambat. Stroke -dipicu oleh mono- telah meninggalkan Ariana dengan kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki. Dia meninggal tiga hari kemudian.
Ariana, satu dari tiga anak dan senior di Fernandina Beach High School, dideskripsikan oleh keluarganya sebagai musisi otodidak, seorang cendekiawan-atlet.
Ayahnya, Mark Delfs mengatakan, ketika Ariana pertama kali sakit, dia tidak terlalu khawatir selain sakit kepala.
"Yang terus-menerus terjadi adalah sakit kepala, dia sepertinya selalu sakit kepala," kata Mark dilansir Dailymail, Senin (16/12/2019).
Dokter memberi tahu keluarga Delfs bahwa Ariana menderita kerusakan otak yang tidak dapat dipulihkan karena stroke-nya.
"Otaknya membengkak ke titik di mana ia tidak bisa berfungsi dan kerusakan otak memang terjadi," ujarnya.
"Dan kami baru saja memutuskan bahwa sudah waktunya untuk melepaskannya," sambungnya.