Jumat, 13 Desember 2019 09:38
Syamsuddin Alimsyah tampil dalam bincang santai yang digelar Radar Selatan, Rabu malam (11/12/2019).
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Syamsuddin Alimsyah bangkit dari kursinya. Sambil memegang mikrofon, dia maju mendekati hadirin. 

 

Rabu malam (13/12/2019) itu, Kak Syam --sapaan akrabnya-- hadir di Wow Bakery, Jalan Lanto Pasewang, Bulukumba. Salah satu narasumber bincang santai. 

Judulnya, "Pilkada Bulukumba di Tangan Milenial." Diskusi itu diprakarsai Harian Radar Selatan, satu-satunya koran harian yang terbit di Bulukumba.

Sesuai tema diskusi, potongan Kak Syam malam itu benar-benar seperti milenial. Jaket warna hijau army yang dikenakannya dibiarkan terbuka di bagian depan. Membungkus kaus polo putih. Bawahannya, celana jin yang dipadu sepatu kets.

 

Kak Syam menjadikan acara itu benar-benar santai. Seperti yang diharapkan moderator, Sunarti Sain yang juga direktur Harian Radar Selatan. Salah satunya dengan berdiri, mendatangi dan membaur peserta. 

Seolah ingin membisikkan langsung ke hati peserta apa yang akan dilakukannya jika kelak dipercaya menjadi bupati Bulukumba.

Kak Syam yang dikenal sebagai tokoh nasional antikorupsi di awal tampil juga mengajak peserta untuk meneriakkan yel-yel antikorupsi. Masih dalam rangkaian Hari Antikorupsi Sedunia yang jatuh setiap 9 Desember.

"Tepuk tangan antikorupsi!" teriak pendiri Kopel Indonesia itu ke arah peserta.

"Korupsi, korupsi, No!!!" sahut peserta.

Yel-yel itu sukses menghidupkan bincang santai yang dihadiri tiga kandidat bupati Bulukumba lainnya. Mereka yakni Tomy Satria Yulianto, Jamaluddin M Syamsir, dan Andi Makkasau.

Di depan rivalnya, Kak Syam secara gamblang memaparkan konsep pengembangan potensi kaum milenial. Menurutnya, perlu cara berbeda dalam memahami sudut pandang kaum milenial.

"Pemuda Bulukumba harus menjadi pelopor antikorupsi dan anti politik uang," ujarnya.

Tak seperti narasumber diskusi pada umumnya, kali ini Kak Syam seolah tampil dalam acara stand up comedy. Dia mampu mengelola forum menyampaikan gagasan secara santai dengan penuh canda tetapi mengena substansi.

Tampak peserta seolah disihir. Mereka penuh semangat menyaksikan pemaparan Kak Syam.

"Kita diskusi santai tapi penuh makna. Kaum milenial itu mandiri, kreatif, dan tidak korupsi. Saya bangga karena anak Bulukumba kritis tanpa korupsi serta siap tolak politik uang," kata kandidat yang digadang-gadang PKB itu.

Menurut Kak Syam, dalam mengembangkan kehidupan kelak, kaum milenial tidak tepat didorong berorientasi semata berburu hanya ingin jadi PNS. Justru jiwa entrepreneur yang ada dalam diri kaum milenial perlu didukung lebih.

"Jangan paksa kaum milenial bekerja seperti patroli. Beri mereka kemerdekaan untuk mengembangkan jiwa entrepreneur dalam dirinya. Salah satunya melalui bisnis online yang banyak digandrungi kaum milenial," jelas tokoh nasional pejuang antikorupsi ini.

Kaum milenial dalam pandangan Kak Syam adalah kaum yang merdeka tetapi mampu menghasilkan. Mereka adalah generasi yang bekerja sambil berwisata. Definisi pekerjaan bagi kaum milenial berbeda dengan definisi umum. Bagi kaum milenial, bekerja bisa dilakukan tanpa perlu meninggalkan rumah.

Suami Andi Mariattang, pengurus DPP PPP ini menekankan bahwa ke depan peran yang perlu dijalankan pemerintah adalah menyediakan infrastruktur dan regulasi pendukung. Itu untuk mewadahi pengembangan potensi milenial.

"Yang perlu dilakukan pemerintah adalah mewujudkan smart city, memastikan pembangunan infrastruktur teknologi internet bisa menjangkau setiap desa. Dengan begitu milenial bisa leluasa mandiri berkreasi termasuk bisnis online yang menjadi kecenderungan milenial bisa bergerak maju," terang Kak Syam.

Kak Syam memang dikenal sebagai figur muda yang memiliki gagasan cemerlang untuk kemajuan Bulukumba. Menariknya gagasan Kak Syam selalu bisa ia sampaikan dalam bahasa sederhana. Mudah dicerna semua kalangan. 

Kak Syam juga dikenal sebagai sosok yang sering menjadi tempat bertukar pikiran bagi generasi milenial. Pembawaannya yang ramah, terbuka, dan gampang ditemui menyebabkan generasi milenial yang berdiskusi dengannya merasa sedang berbicara dengan teman sendiri.

TAG

BERITA TERKAIT