RAKYATKU.COM - Isu radikalisme yang diembuskan beberapa kalangan tak boleh menyurutkan semangat berdakwah.
Semangat itu yang ditularkan kepada 180 ketua Muslimah Wahdah Islamiyah tingkat provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia.
Mereka berkumpul di Makassar dalam rangka musyawarah kerja nasional (mukernas) XII. Salah satu agendanya, penataran untu para ketua muslimah.
Acara itu berlangsung di Pusat Dakwah Muslimah, Antang, Kamis (12/12/2019).
Mereka diajak untuk belajar dan mengembangkan dakwah di tengah isu radikalisme dan terorisme yang menyudutkan umat Islam saat ini.
Mengusung tema "Eksistensi Ketahanan Organisasi dalam Mewujudkan Visi 2030", ketua muslimah diharap menjadi inspirator dan motivator serta eksis mengembangkan ide dakwah yang positif.
Salah satu perwakilan Muslimah Wahdah Daerah Nunukan, Karmila berharap kegiatan ini bisa menjadi bekal dalam penguatan dakwah di daerah.
"Hadirnya kami di sini agar bisa memberikan warna baru bagi dakwah di daerah Nunukan yang masih butuh penguatan," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima Rakyatku.com.
Kegiatan penataran ini diisi focus group discussion (FGD). Modelnya, analisis participatory rural approaches (PRA). Setiap ketua Muslimah Wahdah Islamiyah akan membuat tindakan nyata, rencana, pengawasan dan evaluasi dari setiap lembaga mereka. Nantinya akan diterapkan di masing-masing daerah.
Ustazah Harizah Tipa Abidin selaku Ketua Muslimah Wahdah Pusat mengatakan, momentum mukernas ini menjadi spirit awal bagi pengurus. Merela harus tetap membentengi dakwah, baik secara internal maupun ekternal.
"Agenda penataran ini kami mengajak untuk berpikir. Output-nya menjadi modal untuk membangun lembaga di daerah dengan program kerja lebih strategis tidak hanya secara internal tapi ekternal," ujarnya.