Selasa, 10 Desember 2019 01:11
Wabup Bulukumba, Tomy Satria Yulianto saat meninjau hulu sungai di Na'na beberapa waktu lalu.
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU COM,BULUKUMBA - Warga Na'na akhirnya merelakan lahannya untuk dilalui pipa PDAM Bulukumba. Itu hasil mediasi yang dipimpin Wakil Bupati, Tomy Satria Yulianto.

 

Sebelumnya, sempat beredar isu bahwa warga Na’na Kelurahan Borong Rappoa, Kecamatan Kindang menolak proyek pengembangan Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) PDAM Bulukumba.

Kebetulan hulu mata air yang akan dimanfaatkan PDAM itu berada di wilayah Na'na. Wabup akhirnya turun tangan. Dia mengundang 11 warga yang disebut menolak proyek itu. Pertemuan digelar di salah satu kafe di Bulukumba, Minggu (8/12/2019).

Direktur PDAM Bulukumba, HM Nur ikut hadir dalam pertemuan itu.

 

Sebelum mengumpulkan warga Na'na, Tomy sudah pernah meninjau hulu sungai yang berpolemik itu. Anggota DPRD Bulukumba, Andi Soraya Widyasari ikut mendampingi pada 29 September 2019.

Saat itu, kata Tomy Satria, tidak ada penutupan sumber air perusahaan PDAM Bulukumba seperti yang diisukan beberapa waktu belakangan. 

Warga di Na'na hanya memprioritaskan sumber air tersebut untuk turbin Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), yang menjadi sumber penerangan masyarakat Na’na.

"Saya sudah bertemu langsung dengan masyarakat Na’na. Mereka itu tidak menutup sumber air PDAM, yang terjadi adalah debit air memang sangat kecil selama musim kemarau ini," ujar pria berkacamata itu.

Dari hasil diskusi dengan warga Na'na, terungkap bahwa yang ditolak saat itu adalah desain proyek yang akan dikerjakan PDAM. Katanya, berpotensi mengganggu pembangkit listrik mereka, bukan sumber air PDAM.

Namun kini sudah ada titik temu. Warga meminta kompensasi. Ada pula yang minta dijadikan karyawan PDAM. Pemkab Bulukumba menyetujui hal tersebut. Persetujuan itu dituangkan dalam bentuk tertulis. Warga diwakili Amiruddin.

Awalnya, 11 warga Na’na keberatan kebunnya dilewati perpipaan yang menghubungkan antara sumber air dari Sungai Sappayya di Na’na dengan pipa induk PDAM.

Perpipaan yang akan dibangun tersebut sekitar 300 meter dengan diameter pipa sebesar 8 inchi. Karena ditolak, proyek ini tidak tertunda pengerjaannya.

Warga Na’na juga keberatan karena merasa pemerintah tidak memberikan perhatian terhadap infrastruktur di wilayah tersebut. Khususnya pembangunan jalan.

Keluhan ini pun langsung terjawab. Pemda sudah menganggarkan perbaikan jalan ke Na’na pada 2020 melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Panjangnya 3,5 kilometer. Warga pun akhirnya mengizinkan kebunnya dilewati pipa PDAM.

TAG

BERITA TERKAIT