RAKYATKU.COM,JENEPONTO - Memperingati Hari Anti Korupsi, puluhan orang menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor bupati Jeneponto. Aksi unjuk rasa ini juga berlangsung di beberapa titik di Butta Turatea.
Aksi itu antara lain berlangsung di simpang tiga Belokallong, depan kantor bupati, kantor DPRD, dan kantor Kejaksaan Negeri (Kajari) Jeneponto, Senin (9/12/2019).
Aksi pemuda dan mahasiswa tersebut membuat pengendara melambat. Massa yang tergabung dalam koalisi pemuda dan mahasiswa berorasi mengingatkan semangat melawan korupsi di tanah air.
Massa tersebut berasal dari Himpunan Pelajar Mahasiswa Turatea (HPMT), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), KPMI, dan Gerakan Aksi Mahasiswa.
Mereka meminta aparat penegak hukum (APH) untuk mengusut tuntas kasus korupsi yang telah merugikan negara, Jeneponto pada khususnya.
"Aksi kami ini wujud kepedulian kami terhadap bangsa ini, kami prihatin dengan masih banyaknya tindak pidana korupsi khususnya di Jeneponto," kata salah seorang orator Amrullah Serang.
Tepat di Hari Anti Korupsi Indonesia (HAKI) para pengunjuk rasa juga menanyakan perkembangan perkara penanganan korupsi pembangunan jembatan Bosolia 2016.
"Kami meminta Kejari Jeneponto agar segera menyelesaikan kasus tersebut, karena jawaban dari P19 dari penyidik telah dilimpahkan ke Kejaksaan," kata Alim Bahri, koordinator aksi.
Menanggapi hal tersebut, Kajari Ramadyagus meminta agar semua memberi kepercayaan kepadanya untuk menyelesaikan kasus korupsi jembatan Bosolia.
Kata dia, pihaknya telah melakukan penelitian terkait berkas perkara kasus korupsi jembatan Bosolia tersebut.
"Jembatan Bosolia kami baru terima berkas serah terima tahap satu kewenangan untuk penahanan masih di penyidikan berkas," ujar Ramadyagus.
Menurutnya, akan meneliti dengan baik sehingga pada saat disidangkan, dapat dibuktikan
"Jadi berikan kami waktu untuk meneliti dengan baik, terkait penahanan kami belum mempunyai kewenangan," ujarnya.