Minggu, 08 Desember 2019 06:31
Petugas kebersihan bersama mahasiswa HIPMI Pare, menggelar aksi demo di depan Kantor Wali Kota Parepare.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, PAREPARE - Sungguh perih hati Robbin Herman. Lantaran 9 bulan tak menerima upah dari keringatnya sebagai petugas kebersihan, sang istri akhirnya meninggalkannya.

 

Istrinya lari ke Samarinda. Membawa serta anaknya. Dia pasrah menerima nasib. Harus berstatus duda.

Robbin sempat bekerja serabutan. Jadi kuli di pelabuhan Nusantara Parepare. Dapatnya cuma Rp20 ribu. Hanya cukup bayar sewa rumah.

Andarias Wesseng, rekan Robbin bernasib sama. Gajinya tak dibayar. Sewa rumahnya menunggak. Dia gali lobang tutup lobang. Anaknya harus berjalan kaki 2 kilometer ke sekolah. Karena dia tak punya uang untuk transportasi.

 

Keperihan hati Robbin dan Andarias, turut dirasakan puluhan massa dari Perhimpunan Pelajar dan Mahasiswa (HIPMI) Kota Parepare. 

"Kasihan mereka pahlawan Adipura yang gajinya belum dibayarkan selama sembiln bulan lamanya. Mana keadilan untuk mereka?" teriak Sulfadly, Koordinator Lapangan saat menggelar orasi.

Aksi ini berujung ricuh, lantaran massa memaksa masuk ke halaman kantor Wali Kota Parepare. Namun dihalangi aparat.

Aksi saling dorong tak terhindarkan. Mahasiswa dan para petugas kebersihan berusaha masuk dan menjebol pintu masuk kantor.

TAG

BERITA TERKAIT