RAKYATKU.COM, MAKASSAR -- Jumat, 6 Desember, malam. Di sebuah rumah makan di bilangan Jalan Pattimura, Makassar. Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo 'melepas' kepenatan. Itu setelah melakukan aktivitas seharian.
Komandan,--sapaan karib SYL--tidak sendiri. Mantan Gubernur Sulsel dua periode ini, ditemani empat pejabatnya. Mereka,--di antaranya-- yang selama ini, begitu setia menemani Sang Menteri.
Rakyatku.com, beruntung. Secara khusus melakukan wawancara dengan empat pejabat teras di Kementan itu. Terutama, ingin mengetahui kepemimpinan SYL yang sudah sebulan lebih menjadi nakhoda. Apa tanggapan mereka? Lalu, apa pula harapan mereka ke depan?
Kepala Badan Karantina Pertanian; Ir. Ali Jamil, M.P., Ph.D.
Ali Jamil, adalah pria asal Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara. Pria kelahiran 30 Agustus 1965 ini, sebelumnya menjabat Direktur Aneka Kacang dan Umbi pada Ditjen Tanaman Pangan.
Fungsional peneliti utama Balitbangtan ini adalah doktor lulusan Doctor of Philosophy dari Dept of Soil Science, UPLB, Los Banos, Filipina, melalui program JSSP periode Oktober 2002 hingga Maret 2006. Ia merupakan Life Membership of Gamma Sigma Delta (GSD), the Honor Society of Agriculture.
Posisi strategis di Badan Litbang Pertanian adalah Kepala Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPTP) Riau di Pekanbaru (2007 - 2012). Juga, Kepala BPTP Sumut di Medan (2012 - 2013). Selain itu, Kepala Balai Penelitian Tanah di Bogor (2013 - 2014). Dan, sejumlah jabatan stragis lainnya.
Di mata Ali Jamil, SYL adalah sosok pemimpin hebat. "Kata pertama saya; hebat. Salut. Top. Kenapa? Kita itu dibimbing. Semua staf diberitahu apa yang perlu untuk kemajuan," tandasnya.
Tak ayal, Ali Jamil pun mengaku, sebagai ASN harus loyal. "Sebagai staf, anak buah, kita harus mengikuti arahan pimpinan. Kita dukung. Juga, kita harus komit. Kerja keras. Itu sudah menjadi habbit kita," tandasnya.
Secara pribadi, Ali Jamil mengaku, sebagai peneliti, kerja keras menjadi dasar. "Intinya, kita akan patuh, loyal, kepada pimpinan. Dan itu, janji sebagai ASN atau PNS," tandasnya.
Ali Jamil juga mengungkapkan rasa salutnya. Terkhusus, SYL yang punya wawasan luas. Juga, kemampuan memberikan arahan kepada para bawahnnya. "Dan itu, bisa dilakukan di mana saja. Tidak harus di ruangan. Itu yang baru saya dapatkan. Tentu, sebagai bawahan, kami harus menindaklanjuti semua itu (arahan menteri, Red)," sebutnya.
Ia memberi pengandaian. Kata Ali Jamil, arahan Sang Menteri, semua administrasi, seperti surat menyurat tidak mesti harus di kantor. "Dan betul, itu terbukti. Kita tidak punya kesulitan. Di mana saja, kita bisa bekerja. Dan selama sebulan lebih gabung dengan Pak Menteri, semangat kami meningkat," tambahnya.
Ali juga mengutip pesan SYL yakni don't look back. "Betul, kita harus move on. We have to move on. Kita harus maju. Kita harus bergerak. Maju terus. Dan itu, menjadi pegangan kita semua di Kementerian Peranian," kuncinya.
Ali Jamil yang sempat 'ditodong' menyanyi di acara 'melepas kepenatan' itu, bahkan menyampaikan rasa hormat kepada Sang Menteri. Bahwa, kehadiran SYL di Kementan sebagai nakhoda membawa perubahan yang begitu besar. Terutama, menumbuhkan semangat dan kekeluargaan tadi.
Kepala Badan dan Pengembangan Pertanian; Dr. Ir. Fadjry Djufry MSi
Fadjry adalah pria kelahiran Makassar, 14 Maret 1969. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) sejak Juli 2015. Sosok yang akrab ini, juga pernah menjabat Kepala BPTP Papua (2008-2012) dan Kepala BPTP Sulawesi Selatan (2012-2015).
Sosok SYL di mata Fadjry, bukanlah orang baru. Saat SYL masih menjabat sebagai Gubernur Sulsel, Fadjry sudah sering berinteraksi.
Fadjry Djufry memperoleh gelar sarjana pertanian (S1) bidang studi Agronomi di Universitas Hasanuddin Makassar (Unhas) pada 1993. Sementara pendidikan S2 dan S3 ditempuh di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada bidang studi Agroklimatologi/Pemodelan Tanaman, yang dirampungkan pada 2000 dan 2005.
Dia juga menjadi dosen pasca sarjana (S2) di beberapa universitas. Sebutlah, Universitas Islam Makassar (2012-2015), Unhas (2012-2015), dan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin (2005-2007).
Kepada Rakyatku.com, Fadjry mengungkapkan kesyukurannya dipimpin SYL. Kata dia, SYL adalah pejabat yang kaya pengalaman.
Salah satu hal yang membuat Fadjry salut kepada SYL adalah kemampuan untuk melakukan komunikasi. Tidak hanya di Kementan. Tetapi, sejumlah institusi. Terutama, yang menunjang percepatan peningkatan produksi di bidang pertanian.
"Kementan kan tidak bisa jalan sendiri. Itu dibaca Pak Menteri. Sehingga, melakukan komunikasi dengan sejumlah institusi. Dan itu, saya pikir, ke depan akan lebih positif," tandasnya.
Direktur Jenderal Perkebunan; Dr. Ir. Kasdi Subagyono, MSc
Di mata Kasdi, SYL adalah sosok yang luar biasa. Pria murah senyum ini, punya pendapat. Bahwa SYL adalah sosok yang kaya pengalaman. "Pernah lama di bidang pemerintahan. Pak Menteri hebat," katanya, sambil mengangkat jempolnya.
Di mata Kasdi, atasannya itu punya pola kerja yang jelas. Juga, terstruktur. "Targetnya tegas. Sehingga, kalau begini, justru kita bisa nyenyak tidur," katanya, sambil bercanda. Saat 'melepas penat' itu, Kasdi pun sempat 'ditodong' menyanyikan sebuah lagu.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan; Dr. Ir. Suwandi, M.Si
Suwandi, juga mempunyai pandangan hampir senada. Ia menilai, SYL adalah sosok pemimpin yang punya pengalaman. Hebat!
Di mata Suwandi, banyak hal yang diperolehnya selama dipimpin SYL selama sebulan lebih. Gaya kepemimpinan SYL, juga dirasakan penuh kekeluargaan. Bahkan, memunculkan suasana yang berbeda. "Beliau luar biasa," tandasnya, memberi pujian.
Adakah kekompakan antara Sang Menteri dengan pejabat terasnya itu sebagai pertanda positif bagi kemajuan pertanian bangsa ini ke depan? Wallahua'lam bissawab. Pastinya, Menteri SYL optimistis.
Kepada Rakyatku.com, SYL bahkan sudah menyiapkan langkah-langkah strategis. Termasuk, sebuah rencana 'gebrakan' pada Maret 2020, mendatang.
"Insyaallah di bulan Maret, kita akan melakukan ekspor beras. Presiden akan menekan tombol sebagai pertanda itu semua," katanya, dengan nada meyakinkan.
Sekadar informasi, sebelumnya, Mentan SYL juga selalu memuji para pejabat terasnya itu. Bahkan, di beberapa kesempatan, tak lupa SYL memperkenalkan mereka.
Terlepas dari semua itu, harapan besar memang berada di pundak para 'pemangku kebijakan' ini untuk kebutuhan 'perut' 267 juta jiwa penduduk Indonesia. Dan, kekompakan sebagai teamwork ini, tentu menjadi modal utama. Semoga!