Jumat, 06 Desember 2019 13:50
Suhail dan Fayaadh Gillard
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, PHILADELPHIA - "Dorr!!!". Suara itu menggema. Suhail Gillard (18), memegang dadanya. Ada darah menetes dari sela jemarinya.

 

Di depannya, Fayaadh Gillard, saudara kembarnya, memegang pistol. Dia terhenyak sejenak. Lalu bangkit membopong tubuh Suhail.

"Ayah...Ayah!!!" teriaknya, memperlihatkan tubuh Suhail yang sudah tak berdaya.

Suhail lalu dilarikan ke  Lankenau Medical Center. Namun meninggal empat jam kemudian.

 

Dilansir dari NBC 10, insiden itu terjadi Minggu, 1 Desember 2019 lalu. Di apartemen milik ayah mereka. Di Philadelphia, Pennsylvania. Fayaadh ditangkap Senin, 2 Desember 2019. 

Awalnya, dia berbohong kepada polisi. Dia bilang ke penyelidik, saudaranya ditembak seorang pria bersenjata di sebuah toko. Namun setelah didesak, barulah dia mengakui perbuatannya.

Suhail dan Fayaadh, adalah pemain sepakbola yang menonjol di Mastery Charter North High School. 

Ayah bocah itu, yang belum disebutkan namanya, belum kembali ke apartemennya sejak penembakan. Manajer properti Steve Reize bilang begitu. 

“Dia benar-benar sedih dengan apa yang terjadi. Dia menyebutkan satu putra, dan dia tidak yakin apa yang terjadi dengan yang lain," kata Reize. 

Siswa di SMA Mastery Charter North, menggelar penghormatan terakhir untuk Suhail pada Rabu, 4 Desember 2019. Fayaadh hadir. Dia keluar dari penjara setelah Komisaris Bail Cateria McCabe memberinya jaminan USD125.000. Dia dibebaskan setelah dia membayar 10% dari jumlah itu pada Selasa, 3 Desember 2019. 

Menurut Penyelidik, tuduhan terhadap Fayaadh, kemungkinan akan diubah menjadi pembunuhan tingkat tiga. 

Suhail, yang julukannya adalah 'Agen 4' karena mengenakan nomor punggung 4, adalah All-Public League tiga kali. Kabarnya banyak perguruan tinggi tertarik merekrutnya. 

Juru bicara penguasaan, Rae Oglesby bilang, ini tragedi. "Saat kembali dari liburan Thanksgiving dan mengetahuinya, kami semua terkejut dan hancur."

TAG

BERITA TERKAIT