Kamis, 05 Desember 2019 06:01
Detik-detik bocah itu terjatuh (kiri). Lubang yang menganga (tengah). Sepatu korban (kanan).
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, MALAYSIA - Liburan sekolah, dimanfaatkan keluarga untuk menyenangkan buah hatinya.

 

Termasuk keluarga ini. Namun siapa sangka, ternyata liburan yang diharapkan berbuah suka, ternyata berakhir duka. 

Minggu, 1 Desember 2019. Keluarga dari Batu Pahat, Johor terdiri atas empat orang. Ayah, ibu dan dua anaknya. Mereka mengunjungi distrik indah Penampang. Keempatnya sedang makan siang di lantai lima, sebuah bangunan di Jalan Bundusan, sekitar pukul 3.40 sore.

Sang ibu membiarkan kedua anaknya bermain-main di koridor terdekat. Dia mengikuti mereka dari belakang. Dua saudara perempuan (tiga tahun dan balita yang berusia satu tahun tujuh bulan) sedang bergandengan tangan dengan gembira. Mereka melangkah menuju arah jembatan ke gedung penghubung.

 

Tidak ada tanda-tanda peringatan yang dipasang oleh perusahaan konstruksi atau apa pun. Jadi sang ibu tidak memedulikan dan membiarkan anak-anaknya menikmati diri, meski dia mengawasi dari jauh. 

Dia tidak tahu, jembatan itu sebenarnya masih dalam pembangunan. Namun semuanya terlambat. 

Balita berlari sedikit lebih cepat dari saudara perempuannya. Dia tiba-tiba jatuh dari lantai lima ke tanah beton di bawah, melalui lubang yang menganga.

Segera setelah insiden itu terjadi, polisi diberitahu tentang kejadian itu, dan anak itu dilarikan ke rumah sakit. Sayangnya, pada pukul 16.30 dia dinyatakan meninggal oleh dokter.

Namun, menurut Daily Express Sabah, sebuah surat kabar Cina menyiratkan, ibu itu tidak mengawasi anak-anaknya pada saat kejadian. Mereka menggunakan kata "membiar" yang berarti anak-anak diizinkan melakukan apa yang mereka suka, berdasarkan pernyataan resmi dari polisi.

Ini mengejutkan bagi anggota keluarga almarhum, karena sang ibu mengikuti anak-anak, dan bahkan ada bukti video untuk menunjukkan hal itu.

Pernyataan resmi dari polisi itu, kontradiktif dengan apa yang diajukan ibu dalam laporan kepolisiannya. Roger Chow, paman korban berkata:

“Sang ibu tidak melakukan pembiaran atau tidak bertanggung jawab seperti yang dituduhkan. Tetapi memfilmkan anak-anaknya berlari di depannya, tidak mengetahui bahaya yang ada di depan. Dalam laporan kepolisiannya, dia juga menyebutkan, bahwa tidak ada rambu peringatan yang dipasang oleh manajemen gedung,” ujarnya.

Roger menunjukkan bukti kepada wartawan Daily Express, laporan polisi yang dengan jelas menyatakan, ibu mengawasi anak-anak.

TAG

BERITA TERKAIT