Selasa, 03 Desember 2019 11:01
TPNPB-OPM menggelar upacara HUT OPM di Paniai, Minggu, 1 Desember 2019.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, PAPUA - Minggu, 1 Desember 2019 lalu. Di tanah datar yang berkabut. Di sela-sela pegunungan Paniai. Puluhan orang berbaju loreng, berbaris rapi. Mereka mengenakan baret merah.

 

Selain senjata, sebagian besar memanggul panah. Mereka anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah adat Mee-Pagoo di Paniai. Mereka menggelar upacara peringatan HUT gerombolan separatis itu. Dipimpin Dami M Yogi.

Dalam amanatnya, Dami menekankan 10 hal. Salah satunya, ancaman kepada warga sipil Mee-Pagoo, yang menjadi mata-mata TNI-Polri.

"Kepada seluruh masyarakat Mee-Pagoo, yang akan kerja sama menjadi agen rahasia anggota BIN dengan alasan apapun, kami tetap tembak demi agenda perjuangan kami, TPNPB-OPM yang suci dan mulia," tegas Dami.

 

Mereka juga meminta Pemerintah RI, segera memberikan hak penentuan nasib sendiri, bagi rakyat bangsa Papua Barat.

Menurut Dami, ini adalah perjuangan leluhur mereka, sejak perang Nippon, Jepang dan perang Pepera terhadap sistem pemerintah Repuplik Indonesia di atas tanah adat Papua, teritori Papua Barat.

Dia juga meminta Pemerintah RI tidak mencap mereka KKSB, KKB, OTK, dan GPK. "Itu tidak benar. Kami adalah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka. TPNPB-OPM yang  terkomando Divisi II Makodam Pemka IV Paniai. Kami menuntut hak penentuan nasib sendiri untuk bangsa Papua lepas dari NKRI," tegasnya.

Dami meminta TNI-Polri segera angkat kaki dari tanah Papua. Karena menurut mereka, kedatangan TNI-Polri telah menyengsarakan warga sipil.

TAG

BERITA TERKAIT