Minggu, 01 Desember 2019 08:28
Rahmat
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM,PANGKEP - Rahmat (11) hanya bisa terbaring lemas. Di kolong rumah warga di Bawasalo, Segeri, dia menjalani hari-hari dengan bantuan selang.

 

Bocah ini masih duduk di kelas 5 sekolah dasar saat mulai menderita penyakit itu. Dokter mendiagnosa penyakit radang otak atau Encephalitis. Sejak sembilan bulan lalu.

Rahmat tidak punya orang tua lagi. Yatim piatu. Orang tuanya meninggal sekitar tiga tahun lalu.

Segala upaya sudah dilakukan untuk kesembuhan Rahmat. Dia sempat menjalani operasi di sebuah rumah sakit di Tarakan, Kalimantan Utara.

 

Ketika itu, saudaranya harus menjual rumah peninggalan orang tua. Tidak ada pilihan lain. Biaya operasi butuh biaya besar, kala itu.

Rahmat kini hanya ditemani kakaknya, Riska (23). Dia sebenarnya sudah bersuami yang bekerja di Tarakan. Demi merawat adiknya yang sakit, dia rela berjauhan suami untuk sementara waktu.

Rahmat kini menumpang di kolong rumah salah seorang kerabatnya. Di situ, Riska merawat adiknya. Maklum, semua kebutuhan Rahmat harus ditolong orang lain. 

Makan minum pun harus memakai alat bantu berupa selang yang dimasukan lewat hidung. Dia sementara berada di bawah penanganan Puskesmas Segeri setelah sebelumnya sempat dirawat di RSUD Batara Siang. (Tajuddin Mustaming/Rakyatku.com) 
 

TAG

BERITA TERKAIT