RAKYATKU.COM, PROBOLINGGO - Nanang Budianto (25) mengaku tak begitu menyesal. Itu harga yang harus dibayar Slamet Widodo (25) teman masa kecilnya.
Pria itu harus dia habisi. Itu setelah memergokinya hendak memperkosa istrinya.
"Saya sebagai kepala keluarga. Saya menjaga kehormatan keluarga saya pak," ujar Nanang di hadapan Kapolres Probolinggo, AKBP Eddwi Kurniyanto, saat rekonstruksi pembunuhan, Rabu, 27 November 2019.
Hari itu, Sabtu pagi, 23 November 2019, sekitar pukul 08.30 WIB. Nanang baru tiba di rumahnya, dari Pasar Leces, menjual pakaian.
Saat di rumah, dia melihat Slamet hendak berbuat cabul kepada istrinya. Nanang lalu mengambil celurit dan membacok tubuh Slamet. Tanpa ampun.
Ayah 1 anak itu mengakui, hubungannya dengan Slamet Widodo sudah seperti saudara. Lelaki yang menodai rumah tangganya itu, merupakan teman sepermainan sejak kecil hingga besar. Di Desa Pondok Wuluh, Kecamatan Leces.
Nanang bilang, sepekan sebelum peristiwa berdarah itu, Yuliyana, istrinya, menceritakan kalau diperkosa oleh Slamet. Mendengar penuturan tersebut, Nanang meminta istrinya bersabar dan menghindari korban. Selain itu, Nanang menelepon Slamet, memberitahu jika hubungan pertemanannya sudah putus.
Sejak saat itu, Nanang membawa senjata tajam. Bukan untuk membunuh. "Untuk berjaga-jaga," kata dia.
Nanang tak ada niat membunuh. "Hanya saja ketika itu (pembunuhan), emosi saya naik ketika melihatnya mencoba membuka baju istri. Langsung saja saya bacok,” terangnya sambil memperagakan cara membacok korban.
Nanang dijerat Pasal 340 tentang pembunuhan berencana. Penyidik menemukan unsur perencanaan pembunuhan oleh pelaku. “Yakni sudah mempersiapkan senjata tajam setiap pergi keluar rumah,” kata Kapolres Probolinggo AKBP Eddwi Kurniyanto.