RAKYATKU.COM, VIETNAM - Usianya sepuluh tahun. Bocah laki-laki itu kehilangan nenek dan ayahnya dalam waktu yang berdekatan. Dia sebatangkara. Dia bertahan hidup dengan menanam sayuran.
Dilansir dari China Press, bocah bernama Dang Van Khuyen. Tinggal di sebuah desa di Vietnam, bersama neneknya. Dia pergi ke sekolah setiap hari. Dia kehilangan ibunya, ketika masih bayi. Ayahnya, seorang pekerja konstruksi, hidup terpisah dari mereka.
Dang Van Khuyen dan neneknya, bergantung satu sama lain. Mereka menjalani kehidupan yang sederhana, karena mereka tidak memiliki banyak uang. Namun, ayah bocah itu rajin mengirimi mereka uang untuk biaya hidup.
Sayangnya, nenek bocah itu meninggal karena usia tua. Dia meninggalkan bocah lelaki itu sendirian di rumah mereka.
Tidak lama kemudian, bocah itu menerima kabar buruk Ketika dia berada di sekolah. Ayahnya juga meninggal dalam kecelakaan di tempat kerja.
Tanpa teman dan keluarga untuk mendukungnya lagi, bocah lelaki itu sekarang terpaksa hidup sebatangkara dan bertahan hidup.
Dang Van Khuyen tak pernah menyerah. Apakah itu cerah atau hujan, dia masih belajar keras dan tidak pernah bolos sekolah.
Sekolahnya dan pemerintah setempat, mengetahui tentang kondisi hidupnya. Mereka berusaha menemukan anak itu keluarga angkat, tetapi dia tetap bersikeras hidup sendirian.
Sementara itu, guru sekolahnya cuti dari pekerjaan. Dia menghabiskan sekitar 10 juta dong (Rp6 juta), untuk membawa tubuh ayah anak lelaki itu ke rumah, di mana ia dimakamkan di tanah itu.
Guru itu kemudian memposting kisahnya di Internet, dan mendapat perhatian banyak warganet yang ingin membantu bocah itu. Beberapa bahkan ingin mengadopsi dia, tetapi anak itu menolak meninggalkan rumahnya.
Bocah itu hidup mandiri. Dia pergi ke sekolah setiap hari, dan menanam sayuran sendiri.