RAKYATKU.COM - Ajal menjemput M Salim 2,5 jam setelah kena razia. Seusia Nabi, 63 tahun, pria kelahiran Palopo itu mengembuskan napas terakhir dengan status "Pak Ogah".
Pada Selasa pagi (26/11/2019) itu, Salim kembali turun ke jalan. Saban hari dia "bertugas" di bukaan jalan depan Carrefour, Tamalanrea.
Sekitar pukul 10.33 wita, personel Dinas Perhubungan Makassar datang. Razia Pak Ogah. Salim yang sudah sepuh tak bisa lari menghindar.
Saat ditangkap, Salim tampak kurang sehat. Kondisinya terus menurun hingga dilarikan ke RS Wahidin Sudirohusodo. Sekitar pukul 13.00 wita, ada kabar pria kelahiran Palopo 31 Desember 1956 itu meninggal dunia.
"Sekitar pukul 14.45 wita korban sampai di rumah duka di Jalan Perintis Kemerdekaan 1 Nomor 20 Kelurahan Tamalanrea Indah, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar," jelas Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, Indratmoko.
Salim meninggalkan Nurlia yang telah mendampinginya mengarungi rumah tangga. Bertahun-tahun. Tak ada lagi kepingan uang receh untuk cucu-cucunya.
Polisi masih menyelidiki penyebab kematian Salim. Polisi telah mendatangi rumah duka dan mengambil keterangan beberapa saksi dan keluarga korban. Juga sudah berkoordinasi dengan Dokpol RS Bhayangkara untuk melakukan VER.
Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Pahlevi belum memberikan keterangan lengkap kronologi Salim terjaring razia hingga meninggal dunia.
"Saya ada acara, baru kepala seksi saya juga kurang sehat," ujar Pahlevi, Rabu (27/11/2019).
Meski demikian, informasi sementara yang sampai ke Pahlevi dari bawahannya, Salim disebut mengalami riwayat penyakit jantung.
Sebelum meninggal dunia, katanya, Salim telah berulangkali diperingatkan untuk tidak mangkal di jalan. Dia sudah beberapa kali terjaring razia.
"Tidak ada kekerasan fisik. Kalau sesuai SOP biasanya dibawa ke kantor Dishub atau kantor gubernur untuk diambil keterangan. Tapi saya belum tahu pasti karena belum dapat laporan tertulis karena kepala seksi saya kurang sehat," jelasnya.