Senin, 25 November 2019 17:38
Demonstran di Gowa menyuarakan penolakan terhadap Ahok menjadi petinggi di PT Pertamina.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, GOWA - Di tengah gerimis, beberapa demonstran di perbatasan Gowa-Makassar, tetap menentang pengeras suara merah. Mereka terus bersuara lantang, menyampaikan aspirasi. Senin, 25 November 2019, di Jl Sultan Hasanuddin, Gowa.

 

Kendaraan melambat dari dua arah. Polisi yang mengawal, sibuk mengarahkan lalu lintas. Juga dibantu dari beberapa personel Dishub.

Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa dan Rakyat Indonesia (Gerak Misi) meneriakkan penolakan terhadap Ahok. Mereka menolak pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu, menjabat komisaris di PT Pertamina.

Mereka menilai, mantan suami Veronica Tan itu, tidak pantas menjadi petinggi di sebuah perusahaan BUMN itu. Jenderal Lapangan, Muh. Nurhidayat mengatakan, rekam jejak Ahok sebagai pejabat publik, sudah sangat tidak patut dicontoh. 

 

Ahok yang dianggap tidak memiliki etika, berbahasa yang buruk, serta pernah tersandung dugaan kasus penistaan agama, menjadi alasan mahasiswa dari Gerak Misi menolak Ahok menjadi petinggi perusahaan berplat merah itu. Meskipun secara resmi telah terpilih.

"Bercermin dari rekam jejak Ahok sebagai pejabat publik, yang terindikasi telah melakukan beberapa tindak Tipikor, yang merugikan negara. Salah satunya, kasus korupsi di Cengkareng Barat yakni lahan seluas 4,6 hektare, sejak tahun 1967 milik Dinas Kelautan, Pertanian, dan Kelautan Pangan (DKPK)," katanya.

"Olehnya itu, kami tolak Ahok sebagai petinggi BUMN. Ahok itu juga bukan sepenuhnya orang Indonesia," sambungnya.

Aksinya tersebut mendapat pengawalan dari aparat kepolisian setempat. Massa bersama anggota polisi, sempat nyaris ricuh, saat salah seorang orator hendak mengadang mobil truk yang melintas, untuk dijadikan sebagai tempat menyampaikan orasinya.

Sekira pukul 16.00 Wita, aksi unjuk rasa pun selesai dengan tertib. Massa membubarkan diri, usai menyampaikan seluruh aspirasinya.

TAG

BERITA TERKAIT