RAKYATKU.COM, PANGKEP - Sekolah dasar itu, 40 kilometer dari Kelurahan Bontoa, Kecamatan Minasatene, Pangkep. Namanya SD 60 Buung. Berada di atas gunung, dengan medan yang sulit.
Setiap hari, Zulkifli (35), menempuh jarak itu. Sudah 11 tahun. Sejak dia mengabdi, jadi guru honorer di SD tersebut.
Ditemui Rakyatku.com, Senin (25/11/2019), guru asal Bonto Caddia, Kelurahan Bonto Kio, Kecamatan Minasatene, Pangkep itu, menceritakan suka dukanya.
"Kadang harus berjalan kaki untuk sampai ke sekolah. Melewati hutan dan gunung. Dengan ancaman binatang buas, yang setiap saat bisa membahayakan nyawa. Juga kondisi jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan, saat musim hujan," terangnya.
Zulkifli saat berada di ruang kelas.
Meski harus menempuh jarak yang cukup jauh, semangat Zulkifli untuk bertemu dengan 55 siswanya, membuatnya rela mempertaruhkan nyawa. "Ini sebuah pengabdian," batinnya.
Memang ini sebuah pengabdian. Dengan jarak tempuh, serta rintangan itu, Zulkifli hanya diupah Rp100 ribu perbulan. Itu pun dibayarkan 3 bulan sekali.
Zulkifli tak sendiri. Ada 3 orang guru honorer lainnya yang bernasib sama. Ketiganya berharap, mereka mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Atau mungkin bisa sampai ke Menteri Pendidikan yang baru. Nadiem Makarin.
Zulkifli mengajar siswanya di SD 60 Buung.
Status guru honorer tampaknya disandang Zulkifli seumur hidup. Itu setelah dia tak bisa mendaftar sebagai CPNS. Kendalanya pada usia. Zulkifli kini berusia 35 tahun 4 bulan. Sementara syarat untuk mendaftar CPNS adalah 35 tahun pada saat pendaftaran dibuka. Itu berarti, usia Zulkifli lebih 4 bulan.
Dia berharap, di peringatan Hari Guru ini, pemerintah mau memperhatikan kesejahteraan mereka. Juga berharap, mereka bisa diangkat menjadi PNS atau guru di tempat mereka mengabdi. (Tajuddin Mustaming)