RAKYATKU.COM, ISRAEL - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah didakwa dengan tuduhan suap, penipuan dan pelanggaran kepercayaan, dalam tiga kasus terpisah.
Dakwaan itu diumumkan Jaksa Agung Israel pada Kamis malam. Itu menandai pertama kalinya dalam sejarah Israel seorang pemimpin negara menghadapi dakwaan pidana.
Dalam sidang pra-dakwaan terakhir bulan lalu, tim hukum Netanyahu telah mencoba meyakinkan jaksa untuk menutup kasus-kasusnya.
Tapi jaksa Avichai Mandelblit mengabaikan permohonan mereka dan bergerak maju.
"Ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagi Israel dan bagi saya pribadi," kata Mandelblit. Ia menambahkan bahwa keputusan untuk menuntut Netanyahi "bukan masalah politik, kanan dan kiri."
Sebagai tanggapan, Netanyahu menggambarkan bahwa dakwaan itu merupakan "percobaan kudeta terhadap seorang Perdana Menteri."
Karena kondisi di Parlemen Israel saat ini, maka dakwaan terhadap Netanyahu mungkin akan resmi masih beberapa bulan lagi.
Namun demikian, tuduhan itu merupakan pukulan signifikan bagi sang Perdana Menteri, yang telah menjabat selama total lebih dari 13 tahun.
Dia telah menyatakan tidak bersalah sejak investigasi kriminal dipublikasikan hampir tiga tahun lalu. Saat investigasi terus dilakukan, Netanyahu menolak seruan dari anggota parlemen oposisi untuk mundur.
Sebaliknya, Netanyahu dan sekutunya menyebut proses hukum itu sebagai perburuan penyihir berbahan bakar media.
Situasi di Israel
Dakwaan terhadap Netanyahu datang ketika Israel menemukan dirinya dalam situasi politik yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pada hari Rabu, mantan Kepala Staf IDF, Benny Gantz menyerah pada upayanya untuk membentuk pemerintahan, empat minggu setelah Netanyahu dipaksa untuk menyatakan kegagalan dalam hal yang sama.
Israel sekarang memiliki waktu 21 hari, di mana setiap anggota Knesset dapat mengumpulkan dukungan mayoritas anggota parlemen untuk menjadi Perdana Menteri.