Selasa, 19 November 2019 10:12
Grace Millane
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, AUCKLAND - Backpacker cantik asal Inggris, Grace Millane (22), tewas usai dicekik pasangannya saat berhubugan badan. Ternyata terungkap, Grace adalah anggota situs kencan BDSM. Kelompok ini, gemar melakukan kekerasan untuk mencapai kepuasan seksnya.

 

Malam itu, Grace meminta pasangannya untuk mencekiknya di tempat tidur. Demikian diungkap terdakwa berusia 27 tahun, saat  persidangan, Senin, 18 November 2019.

Dalam persidangan, terdakwa juga mengungkapkan, dia dan Grace, juga anggota BSDM lainnya, punya kode rahasia. Kode itulah yang dipakai, untuk memastikan dia tidak pernah dalam bahaya selama sesi berhubungan badan BDSM. 

 

Terdakwa mengklaim, Grace meninggal secara tidak sengaja. Malam itu, Desember 2018. Grace dan terdakwa melakukan hubungan seksual atas dasar suka sama suka di apartemen terdakwa di Auckland, Selandia Baru. 

Grace bersikeras agar terdakwa meletakkan tangannya di lehernya, selama hubungan seksual. Malah dia yang menuntun tangan terdakwa ke lehernya.

Setelah berlomba mencapai puncak kepuasan, tak sengaja, terdakwa makin mengencangkan cekikannya. Grace pun tak bisa bernapas.

Pengadilan kemarin juga mendengar pernyataan dari polisi. Aparat keamanan telah melacak pesan yang dikirim Grace di dua situs kencan BDSM. Whiplr dan FetLife. 

Grace aktif di situs itu, satu jam sebelum bertemu dengan terdakwa di luar kasino SkyCity di pusat Auckland. Itu menurut data yang diambil dari Whiplr.

Dalam pernyataannya yang dibacakan kemarin, terdakwa mengatakan, dia dan Grace telah berlatih cara tersedak dengan aman. 

"Ketika kami merisetnya, kami tahu kata itu sesak napas," katanya kepada polisi. "Grace dan aku berdiskusi, menjaga tangan tetap lebar di sisi leher, dan tidak pernah di depan," tambahnya.

Terdakwa dan Grace, juga sepakat menggunakan sandi dan tanda khusus, agar aman saat berhubungan badan dengan cara kasar. 

Menurut terdakwa, kata "kura-kura" berarti lanjut, atau Grace menepuk tiga kali, maka itu artinya berhenti. 

Juri juga membaca pernyataan dari salah satu teman kencan Grace. Dia mengatakan, gadis 22 tahun itu menikmati pasangannya sat meletakkan tangannya di lehernya. 

"Saya benar-benar tidak ingat kata-kata persisnya yang digunakan. Tetapi itu adalah sesuatu seperti itu, kata dengan gaya bercanda, ketika kami berbicara tentang seks dengan pasangan kami," katanya kepada polisi Selandia Baru.

"Aku mendapat kesan, bahwa itu adalah seks biasa. Tetapi mungkin lebih kasar, ketika dia lebih bersemangat," tambah teman kencan Grace tersebut.   

Tetapi, pengacara Ron Mansfield mengatakan kepada hakim, semua bukti menunjukkan, Grace adalah seorang wanita muda yang penuh kasih dan cerdas. 

"Fakta bahwa kita perlu mendiskusikan denganmu apa yang dia sukai di kamar, seharusnya tidak berdampak pada reputasinya sama sekali," ujar Mansfield. 

"Sangat penting bagi kami, untuk mendapatkan informasi sepenuhnya. Ini bukan saatnya untuk malu atau tidak dewasa," lanjutnya.

"Jika pasangan ini terlibat dalam aktivitas seksual suka sama suka, yang termasuk cekikan ke leher korban dengan persetujuannya dan itu salah, itu bukan pembunuhan," tambahnya.

Mansfield mengatakan, terdakwa mengakui Grace meninggal karena tekanan yang dia taruh di lehernya. Dan bukti ahli konsisten dengan akunnya, bahwa itu adalah kesepakatan, bukan kekerasan. 

Dalam sebuah interogasi dengan polisi, yang diperdengarkan minggu lalu di persidangan, terdakwa mengatakan, dia baru menyadari bahwa Grace sudah mati ketika dia menemukannya terkapar di lantai. 

Terdakwa mengaku kemudian menaruh tubuh korban ke dalam sebuah koper, lalu dia kubur di lubang dangkal di hutan. 

Mansfield mengatakan, kegagalannya meminta bantuan, membuang mayat Grace dan kebohongan kepada polisi adalah karena panik. 

"Dia mungkin mengira dia tidak akan dipercaya," kata Mr Mansfield kepada juri, "tapi jangan membuktikan bahwa dia benar." Persidangan berlanjut. 

TAG

BERITA TERKAIT