Senin, 18 November 2019 21:15
Lotthar Matthaeus (kanan) di Jakarta.
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Generasi belakangan tak lagi kenal Lotthar Matthaeus. Dia adalah kapten Jerman Barat saat meraih trofi Piala Dunia FIFA 1990.

 

Pada tahun yang sama dia menjadi pemain terbaik Eropa. Lalu, tahun berikutnya terpilih menjadi pemain terbaik dunia FIFA yang pertama kalinya.

Dia bermain di lima Piala Dunia FIFA yakni 1982, 1986, 1990, 1994, dan 1998. Memegang rekor sebagai pemain yang paling sering bermain di pertandingan Piala Dunia, 25 pertandingan.

Legenda Argentina, Diego Maradona pun mengakui kapasitasnya. Maradona pernah berkata bahwa Matthaeus adalah saingan terbaik yang pernah ada.

 

Seorang pemain serbaguna dan lengkap, Matthaeus terkenal karena umpan akuratnya, penempatan posisi, dan tekelnya yang baik, serta tembakan dahsyatnya. 

Lothar Matthaeus pekan lalu hadir di Jakarta. Dia hadir dengan sejumlah agenda. Coaching clinic, menonton One Pride Pro Never Quit, hingga jalan-jalan.
 
Lothar Matthaeus hadir ke Tennis Indoor, Senayan untuk menyaksikan duel Fight Night 34, Sabtu (16/11/2019). Matthaeus datang dan ditemani Chairman One Pride, David Eric Burke. Dia begitu antusias menyaksikan duel antara Yacub Christ kontra Tarjuman.

Diakui Matthaeus, baru kali ini dia menonton pertarungan MMA secara langsung. Selama ini, eks pemain Bayern Munich itu hanya menyaksikannya di tayangan televisi.

"Saya tertarik dengan sepakbola. Tapi, bukan cuma sepakbola, olahraga lain juga. Di atas lapangan, saya bertarung dengan pesepakbola hebat seperti Diego Maradona. Sekarang, ada Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan lainnya. Bertarung di masing-masing bidangnya. Kalau saya ditawari jadi petarung, lebih baik di atas lapangan hijau," canda Matthaeus.

Sebelumnya, Lothar Matthaeus juga hadiri di acara Bundesliga Experience di Hotel Mulia, Jakarta (14/11/2019).

Lothar Matthaeus sempat mengomentari teknologi VAR. Dia mengkritik VAR yang semestinya tidak memegang peran utama dalam pertandingan.

Menurut pria 58 tahun tersebut, sepak bola adalah permainan antarmanusia. Bukan mesin. Karena itu, tidak mungkin menghilangkan sebuah kesalahan di dalamnya. 

"VAR memang bisa membantu untuk membuat pertandingan tersebut bersih dari kesalahan. Tapi, jangan sepenuhnya memegang peran. Wasit punya peluit, dia yang memutuskan," ujar dia.

Namun, yang menarik, Lothar Matthaeus mengunggah foto-foto menarik selama berada di Jakarta. Antara lain foto dia bersama seorang petugas Dishub, saat akan naik bajaj, dan saat coaching clinic. Foto-foto itu diunggah di akun Twitter, Instagram, dan Facebook-nya.

TAG

BERITA TERKAIT