Minggu, 17 November 2019 20:49
Sub Branch Manager Bank Muamalat Bone, Erwin Hatta
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, BONE - Upaya penetrasi Bank Muamalat pada segment ritel, dijalankan secara konsisten dalam dua tahun terakhir. Dan hasilnya cukup signifikan. 

 

Ini merujuk dari komposisi penghimpunan DPK, yang didominasi oleh nasabah ritel mencapai 72% dari total Rp45,7 triliun, pada paruh pertama 2019. Diestimasikan tetap berada pada tren positif hingga akhir tahun ini. 

Pertumbuhan nasabah ritel Muamalat, relatif merata pada jaringan layanan. Termasuk di wilayah timur yakni Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua), yang juga mencetak pertumbuhan pada segmen ritel. 

Menurut Sub Branch Manager Bank Muamalat Bone, Erwin Hatta, ini menunjukkan bentuk komitmen perusahaan dan seluruh insan Muamalat, untuk senantiasa memberikan yang terbaik dalam menjalankan kegiatan bisnis dan layanan khususnya kepada para nasabah dan stakeholders. 

 

"Secara nasional, kita ada pertumbuhan sangat baik di segmen ritel, dan itu memang cerminan juga untuk regional-regional. Khusus di Sulampua, peningkatan DPK yang bersumber dari nasabah ritel sangat kentara. Apalagi di Makassar, sebagai pusat perekonomian wilayah timur, itu naiknya hingga 300% dalam dua tahun terakhir," tutur Erwin Hatta, Minggu (17/11/2019).

Dia memandang, catatan impresif itu, merupakan bentuk kepercayaan nasabah terhadap Muamalat yang kian tinggi. Dibarengi dengan penyediaan layanan perbankan yang semakin efektif dan efisien.

Menurut pria yang kerap disapa Ewink ini, segmen ritel diproyeksikan akan terus mengangkat dan berkontribusi besar terhadap kinerja Muamalat. Apalagi, pihaknya baru saja meluncurkan aplikasi mobile banking terbaru. Namanya, Muamalat Digital Islamic Network (DIN). 

"Hal ini sebagai bagian dari komitmen, untuk memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah, atas kepercayaan yang diberikan kepada Bank Muamalat," paparnya.

Pada sisi lain, Muamalat sebagai bank Syariah pertama di Indonesia, bakal semakin kokoh sejalan dengan pernyataan resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 14 November 2019. Bahwa, saat ini terdapat beberapa investor strategis yang menyatakan berminat dan sedang berproses, untuk memperkuat pemodalan Bank Muamalat. 

Sekretaris Perusahaan Bank Muamalat Hayunaji sebelumnya mengemukakan, terkait rencana investor strategis itu, pihaknya juga tengah senantiasa berkoordinasi dan menjalin komunikasi yang intensif dengan OJK untuk menuntaskan proses ini.

Adapun untuk pemberitaan mengenai turunnya harga saham bank-bank BUMN, akibat penyelamatan Bank Muamalat, kata dia, merupakan berita yang kurang akurat dan hendaknya tidak dikaitkan dengan Bank Muamalat. 

"Secara umum, penurunan harga saham serta Index Harga Saham Gabungan seperti yang terjadi pada tanggal 14 November 2019, kemungkinan besar lebih dipengaruhi oleh kondisi pasar global seperti perang dagang USA - China serta beberapa isu lain," katanya. 

Selain itu, Hayunaji juga mengimbau, agar berita mengenai Bank Muamalat tidak dikait-kaitkan dengan isu politik. Karena upaya yang saat ini dilakukan manajemen Bank Muamalat, adalah proses bisnis biasa yang dilakukan dalam rangka proses perbaikan serta rencana pengembangan perusahaan ke depan.

"Kami berkomitmen untuk secara terus menerus melakukan langkah-langkah, untuk meningkatkan kinerja seta menerapkan tata kelola yang baik sesuai dengan arahan dan pengawasan dari OJK," pungkasnya. (Zaenal Abidin)

TAG

BERITA TERKAIT