Minggu, 17 November 2019 20:08
Warga menyegel kantor Desa Sapanang, Jeneponto.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, JENEPONTO -- Puluhan warga dari Kampung Bantaulu, Desa Sapanang, Kecamatan Binamu, melakukan aksi protes. Mereka menolak pejabat pelaksana tugas di desanya.

 

Kasubag Humas Polres Jeneponto AKP Syahrul mengatakan, massa tersebut tiba tiba datang kurang lebih 20 orang dari Bantaulu, Desa Sapanang. Dipimpin Mahyuddin Daeng Sampo.

"Mahyuddin ini ketua BPD Desa Sapanang. Ia datang bersama massa dengan mengendarai mobil Suzuki Mega Carry hitam Nopol DD 1105 L dan sepeda motor 10 unit," kata Syahrul, Minggu (17/11/2019).

 

Kata dia, setiba di depan Kantor Desa Sapanang, massa menurunkan ban mobil bekas. Juga kayu yang hendak dibakar. Namun Wakapolsek Binamu, Iptu Munir memberi peringatan, agar tidak membakar ban bekas dan memblokade jalan, karena akan mengganggu aktivitas masyarakat.

"Akhirnya massa dibubarkan oleh pihak Personel Polres Jeneponto dan jajarannya, yang hendak memblokade jalan dengan maksud akan membakar ban bekas. Namun berhasil diperingati agar tidak melakukan hal tersebut," kata dia.

Di tempat itu, Mahyuddin Daeng Sampo menyampaikan beberapa tuntutannya. Mereka 
menolak Plt di Desa Sapanang, karena hanya menghabiskan dana desa.

Menurutnya, ia tidak butuh janji-janji palsu dari Pemkab Jeneponto, yang selalu memberikan ucapan, bahwa akan dilaksanakan Pilkades di Desa Sapanang.

"Warga tersebut yang dipimpin Mahyuddin, menuntut pemerintah kabupaten, segera mengeluarkan SK Pemilihan Kepala Desa Sapanang," sebut AKP Syahrul.

Dia bilang, setelah menyampaikan orasi perwakilan, massa menyegel kantor Desa Sapanang menggunakan kayu balok. Mereka juga mencoret dinding Kantor Desa menggunakan piloks warna merah.

Ia menulis beberapa tulisan. Antara lain, "PLT 'Perampok' Dana Desa", "Tolak PLT", "Tolak Pemerintah", "Warga Desa Sapanang Butuh Kades".

"Sampai saat ini situasi di kantor Desa Sapanang dalam keadaan aman dan kondusif, yang telah dilakukan pengamanan yang dipimpin langsung Kapolsek Binamu," ujarnya.

Selanjutnya, massa dari Dusun Bantaulu, meninggalkan Kantor desa untuk mempersiapkan aksi unjuk rasa pada Senin 18 November 2019 besok.

TAG

BERITA TERKAIT