Minggu, 17 November 2019 12:33
Arsyad sedang memperbaiki barang eleltronik
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, GOWA - Warga Lingkungan Karampuang, Kelurahan Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa ini, patut diacungi jempol.

 

Di tengah keterbatasannya sebagai seorang tunanetra sejak kecil, dia mampu bekerja layaknya orang normal pada umumnya.

Pria itu bernama Arsyad. Meski kedua matanya tak sepenuhnya mampu melihat, dia mampu bekerja sebagai tukang servis barang elektronik. Arsyad mengaku, awalnya hanya belajar. Gurunya adalah rekan-rekannya yang hebat, dalam memperbaiki barang eletronik.

Meski keterbatasan yang dimiliki, Arsyad mampu dan berbakat dalam memperbaiki barang tersebut. Tak jarang, dia mendapat pesanan dari warga sekitar yang mengeluhkan barang elektroniknya rusak. Tak butuh waktu lama, barang yang ia perbaiki bisa selesai dalam hitungan hari.

 

Saat dikunjungi di rumahnya, tampak beberapa barang elektronik terpajang di rumahnya. Barang tersebut milik orang lain yang telah selesai diperbaiki. Seperti televisi, radio, speker, DVD, dan lain-lain.

Berkat bantuan doa dari istri dan anaknya, ia mampu menghidupi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Bagi Arsyad, niat yang tulus menjadi modal awal seseorang untuk bisa meraih sesuatu. Meski di tengah keterbatasan yang ada.

"Ini (mata) saya memang sudah seperti ini sejak saya kecil. Saya sudah belajar begini sejak saya berumur 10 tahun. Awalnya orang tidak percaya dengan saya, karena saya tidak melihat. Kadang juga saya meminta bantuan kepada anak saya, untuk membeli alat di Makassar jika perlu," kata Arsyad, Minggu (17/11/2019).

Meski rumahnya berada di sebuah bukit. Agak jauh dengan lokasi tempat penyelenggaraan parade bunga Beautiful Malino. Harus melewati jalan yang menurun dan menanjak. Warga sekitar tak peduli. Yang terpenting, barang elektronik yang ia miliki, bisa normal kembali. Di tangan Arsyad.

Arsyad juga mengaku, meskipun matanya tidak normal, ia hanya mampu mengerjakan barang elektronik model zaman dulu. Bagi Arsyad, barang eletronik zaman dulu lebih mudah diperbaiki karena memiliki mesin yang kasar. Berbeda dengan barang eletronik saat ini.

"Saya hanya bisa perbaiki barang elektronik zaman dulu. Seperti TV tabung. Kalau TV model LCD saya tidak bisa. Karena mesinnya yang di dalam itu sangat halus. Beda dengan TV zaman dulu. Mesinnya kasar jadi bisa saya raba-raba mana yang rusak," ujarnya.

Bahan-bahan yang ia butuhkan pun masih ada yang dijual di Makassar. Salah satunya barang eletronik zaman dulu. Arsyad juga sangat membutuhkan modal, untuk mengembangkan usahanya tersebut. Agar tidak lagi bekerja di rumahnya, tapi mencari lokasi stategis yang mudah dijangkau orang.

"Kalau harapan dari pemerintah, sebenarnya banyak. Salah satunya modal dengan tempat kalau bisa. Ada jarak sekitar satu kilometer yang harus ditempuh orang untuk sampai ke rumah saya. Tidak bisa ditempuh dengan kendaraan. Harus jalan kaki lewati jalan menurun dan menanjak," sambungnya. 

Dan meski telah dipercaya dan dikenal warga dengan keahliannya, dia berharap bisa mendapat bantuan. Agar matanya itu, bisa terobati dan bisa mengembangkan keahliannya tersebut.

TAG

BERITA TERKAIT