Jumat, 15 November 2019 20:45
Nurdin Abdullah
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah menyebut, pada triwulan III-2019, ekonomi Sulawesi Selatan tercatat tumbuh 7,21 persen (yoy). Ini menjadi pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Adapun Inflasi Sulawesi Selatan pada tahun 2019, diperkirakan berada pada rentang 3,5% +/-1% (tiga koma lima persen, plus minus satu persen).

 

"Inflasi Sulsel diperkirakan berada di range 3,5 persen, plus minus 1 persen. Namun tetap perlu diantisipasi peningkatan harga menjelang akhir tahun," kata Nurdin Abdullah, Jumat (15/11/2019).

Ia menekankan, untuk diantisipasi peningkatan harga menjelang akhir tahun, serta penguatan strategi tim pengendali inflasi daerah dalam jangka panjang.  

17 komoditas yang paling sering menyebabkan inflasi, terdapat empat 4 komoditas utama yang masuk kategori prioritas. 

 

Beras memiliki persistensi yang cukup tinggi (0,54) dengan bobot inflasi 4,81 persen. Selain beras, juga perlu diperhatikan ikan bandeng, daging ayam ras, dan ikan cakalang adalah komoditas pangan yang perlu mendapatkan perhatian, karena persistensi yang tinggi disertai bobot yang dominan dibandingkan komoditas lain. 

Gubernur mengatakan, pengendalian inflasi perlu dilakukan secara struktural melalui tiga strategi utama: pertama dengan produksi melalui penguatan produksi dan distribusi. Kedua, melalui teknologi dengan penguatan riset dan aplikasi teknologi tepat guna. Ketiga, melalui pembiayaan dengan penguatan skim pembiayaan produksi pertanian.

"Yang menjadi masalah besar di petani, adalah ketimpangan harga di tingkat petani dan pedagang.  Mungkin perlu kita bersama-sama, tentu perbankan punya peranan penting. Jangan sampai sejak Indonesia merdeka, sistem ijon, penguatan modal melalui rentenir," papar Nurdin Abdullah. 

Demikian juga pemerataan pertumbuhan ekonomi berbasis nelayan dan petani, ini akan menghasilkan ekonomi Sulsel, yang pada akhirnya mendorong perbaikan inflasi secara struktural.

"Kita harus bersama pimpinan daerah, kita sentuh masyarakat kita yang berada di hulu," katanya. 

Ke depan ia berharap, tidak lagi mengandalkan cara petik jual. Tetapi bagaimana mengolah hasil produksi tersebut, sehingga memiliki nilai tambah.

TAG

BERITA TERKAIT