RAKYATKU.COM, SEOUL - Sebuah sungai di dekat perbatasan antar-Korea berubah menjadi merah. Itu disebabkan oleh darah babi yang dibantai, untuk mengekang penyebaran flu babi Afrika.
Korea Selatan telah memusnahkan sekitar 380.000 babi sejak kasus flu babi Afrika pertama di dilaporkan pada bulan September.
Untuk saat ini belum ada obat penawar atau vaksin untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut, jadi satu-satunya cara pencegahan adalah melakukan pemusnahan massal pada ternak.
"Itu membuat banyak orang yang tinggal di daerah itu cemas dan khawatir," kata Lee Seok-woo, yang mengepalai LSM Jaringan Masyarakat Sungai Yeoncheon Imjin, kepada AFP.
"Yang juga sulit ditahan adalah baunya. Saya mendengar banyak petani tidak bisa bekerja karena baunya yang tak tertahankan. Ini seharusnya tidak terjadi."
Pernyataan itu mengatakan bahwa tim menggunakan pompa hisap dan perangkat lainnya untuk membuang darah babi, dan situasinya tidak mempengaruhi air keran di wilayah tersebut.
"Kami telah membangun bank dan fasilitas lain sehingga air yang tercemar tidak mengalir ke wilayah hilir," kata kementerian itu. "Sampai sekarang tidak ada darah di sungai," tambahnya.