Selasa, 12 November 2019 20:14
Daeng Sampara semasa hidup (kiri), Haji Saju (kanan).
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, GOWA - Lahan kemiri di Desa Taring, Kecamatan Biringbulu, Gowa  itu sudah 16 tahun digarap Haji Saju.

 

Namun kemudian bersengketa dengan Daeng Sampara. Istri Haji Saju adalah tante Daeng Sampara. Istri Haji Saju sepupu satu kali dengan ibu Daeng Sampara.

Sejak dua tahun terakhir, lahan tersebut bersengketa. Kepala Desa Taring, Abdul Azis Gassing sudah memediasi. Sampai kemudian perangkat desa memutuskan, lahan tersebut tak boleh ada yang garap untuk sementara waktu.

Namun ternyata, pagi itu, Senin, 11 November 2019. Haji Saju lewat di lokasi. Sekitar pukul 07.00 Wita kala itu. Dia menemukan Daeng Sampara sedang beraktivitas di lahan itu.

 

Haji Saju lalu mendatangi Daeng Sampara, menanyakan dasarnya untuk beraktivitas di lahan itu. Cekcok berlangsung panas. Ujungnya duel. Dengan sebilah parang sepanjang setengah meter di tangan Haji Saju, kepala Daeng Sampara putus dan menggelinding sejauh 5 meter.

Itu diungkap Kassubag Humas Polres Gowa, AKP Mangatas Tambunan.

Seorang warga bernama Nori, melihat jelas peristiwa itu. Saat itu dia sedang mencari kemiri. Ketika dari jarak 70 meter, dia melihat Haji Saju melayangkan parangnya ke leher Daeng Sampara.

Dia lantas berlari memberitahukan pemarangan itu ke warga.

Sementara itu, di media sosial beredar foto korban semasa hidup. Juga foto pelaku. 

Salah seorang warganet, Dedhy Bella mengatakan, sebelum kejadian, Haji Saju selalu mendapat teror telepon tengah malam. Dia diancam bunuh dan ancaman tabrak mobil. Awal kejadian kata Dedhy, Haji Saju dilempari dengan batu dari atas tebing. Dua kali. Satu kena kaki. Yang kedua, kena pelipis. Haji Saju tersungkur. Kemudian Daeng Sampara menerjang Haji Saju dengan menikam perut bagian kiri. Namun, Haji Saju berkelit lalu menebaskan parangnya ke leher Daeng Sampara.

Jasad Daeng Sampara sudah dimakamkan di Kelara, Jeneponto, atas permintaan anaknya.

TAG

BERITA TERKAIT