RAKYATKU.COM, MEKSIKO - Minggu lalu. Devin Langford (13) dan ibunya Dawna Langford dan dua saudara lelakinya, Trevor (11), dan Rogan (2), sedang dalam perjalanan berdarmawisata. Mereka bersama 11 orang lainnya dalam iring-iringan kendaraan.
Devin, ibu dan 8 saudaranya yang lain, berada dalam satu mobil.
Tiba di negara bagian Sonora, Meksiko, di titik 13 mil dari tempat tinggal mereka, tiba-tiba terdengar suara tembakan.
Sekelompok kartel narkoba, bertopeng pakai rompi dan menggunakan senjata laras panjang, mengepung iring-iringan mobil mereka.
Mereka mengira, iring-iringan itu adalah musuh. Tanpa ampun, mereka menghujani mobil yang terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak itu.
Di bawah desingan peluru, Dawna Langford berteriak kencang.
"Ayo anak-anak...tunduk....merunduk!!!" teriaknya.
Devin melaksanakan instruksi ibunya. Dia cepat merayap di lantai mobil. Sementara, dentuman peluru menerjang dinding mobil.
Hening. Dengan sudut matanya, Devin melihat penyerang. Pakai topeng, rompi anti peluru, menenteng senjata laras panjang. Dia pura-pura mati, di bawah genangan darah.
Setelah penyerang pergi. Devin bangkit. Dia melihat ibunya terkulai. Darah mengucur deras dari dadanya, membasahi tubuh Devin. Dia melihat, dua adiknya juga sudah tak bernyawa.
Lima saudaranya yang lain tampak terluka parah. Dia lalu mengambil ranting-ranting kayu, kemudian menutupi tubuh saudaranya yang terluka itu. Dia kemudian mendeteksi arah tembakan, lalu lari ke arah berlawanan.
Dia berjalan 13 mil kembali ke tempatnya di komunitas Mormon di La Mora. Meminta tolong.
Berbicara untuk pertama kalinya sejak serangan itu, Devin yang didampingi ayahnya, David Langford, tampak emosional. Dia mengatakan kepada ABC News, bahwa dia ingat orang-orang bersenjata itu memiliki senjata laras panjang dan mengenakan rompi.
"Dia benar-benar pahlawan, dia pasti menyelamatkan saudara-saudari kecilnya. Saya pikir dia melakukannya karena cintanya kepada mereka," kata David kepada ABC News.
“Anakku pahlawan hanya karena dia memberikan hidupnya untuk saudara-saudaranya.
"Setiap anak saya yang selamat yang merupakan mukjizat yang hidup.
"Berapa banyak lubang peluru yang ditembakkan ke kendaraan itu ... di tempat yang mengerikan itu dan berapa banyak anak yang jadi korban. Luar biasa. Luar biasa. Sungguh luar biasa bahwa mereka selamat."
Keluarga itu menguburkan Dawna dan dua putranya di La Mora pada hari Kamis.
"Bagian terberat bagi saya adalah mengucapkan selamat tinggal ... mengucapkan selamat tinggal pada dua nyawa tak berdosa dan seorang istri yang bersemangat, yang menjalani kehidupan dengan penuh yang memiliki banyak teman dan dicintai oleh semua orang," katanya.
“Jadi sekarang seluruh hidupku telah terbalik. Bukan saja saya kehilangan seorang istri dan dua anak, tetapi saya harus memindahkan sisa keluarga saya dengan benar-benar tidak ada tempat untuk pergi pada saat ini," katanya.
"Saya percaya pada pengampunan, tetapi saya juga percaya pada keadilan dan pengampunan tidak merampok keadilan. Anda tidak mendapatkan keadilan terlalu banyak di Meksiko," tambahnya.
Lima anak Dawna terluka dalam serangan itu dan diterbangkan ke rumah sakit Arizona untuk dirawat.
Bayi sembilan bulan Brixton Langford ditinggalkan dengan luka terbuka ketika dia ditembak di dada.
David mengatakan, jika peluru itu mengenai bayi itu hanya seperempat inci lebih rendah, itu akan mengenai paru-parunya.
Kylie Langford (14), ditembak di kaki dan Mckenzie Rayne Langford yang berusia sembilan tahun ditembak di lengan.
Cody Greyson Langford yang berusia delapan tahun ditembak di rahang dan Xander yang berusia empat tahun ditembak di belakang.
Juga terbunuh dalam serangan itu adalah Christina Marie Langford Johnson dan Rhonita Miller dan empat anaknya - kembar enam bulan, Titus dan Tiana, putrinya yang berusia 10 tahun Krystal dan putra Howard yang berusia 12 tahun.
Meksiko pada hari Minggu mengundang FBI untuk berpartisipasi dalam penyelidikan serangan itu.
Kementerian Luar Negeri mengatakan, pihaknya membuat undangan melalui nota diplomatik ke kedutaan AS di Meksiko.
"Pemerintah Meksiko menegaskan kembali komitmennya untuk menyelidiki fakta-fakta, untuk ... menawarkan keadilan kepada keluarga yang terkena dampak," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Agen AS harus bekerja dalam koordinasi dengan mitra Meksiko mereka, dan tidak akan dipersenjatai," tambahnya.
Dalam sebuah pernyataan, FBI mengatakan akan membantu dalam penyelidikan.
"FBI tetap berkomitmen untuk bekerja bersama mitra internasional kami, untuk membantu menghadirkan keadilan bagi para korban dan menyeret pelaku tindakan kekerasan yang keji ini," ungkap juru bicara FBI.