Minggu, 10 November 2019 16:05
Pasar Allu di Jeneponto
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM,JENEPONTO - Revitalisasi Pasar Rakyat Allu, Kelurahan Pallengu, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto menuai polemik. 

 

Proyek ini dikerjakan CV Vertomsas Agung Jaya yang beralamat di Jalan Danau Batur Nomor 58, Kelurahan Tanjung Merdeka, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. 

Anggaran yang digunakan sebesar Rp6.154.996.050.71. Namun pihak pelaksana dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Pemkab Jeneponto kurang memperhatikan arus lalu lintas. 

Beberapa pekan lalu saat pekerjaan dimulai, semua pedagang direlokasi ke tempat parkir. Akibatnya, kemacetan di depan pasar makin parah. 

 

Setiap hari pedagang memenuhi pinggiran jalan lantaran sempitnya lahan relokasi. Pihak pelaksana dan dinas Perindag juga diduga tidak memperhatikan nasib para pedagang. 

Kepala Dinas Perindag Jeneponto Muh Jafar membenarkan proyek itu. Dia mengatakan penyebab kemacetan karena lokasi pasar yang tepat berada di jalan poros. Pasar Allu juga merupakan pasar harian. 

Muh Jafar mengatakan, pedagang Pasar Allu telah melebihi kapasitas. Dia mengatakan kemacetan terjadi setiap tahun. 

"Di Rancangan Anggaran Biaya (RAB) itu juga tidak ada lahan parkir. Tapi kita akan coba kondisikan," kata dia, Kamis (7/11/2019). 

Dia menjelaskan, harusnya ada tempat relokasi, namun karena ketebatasan lahan dan anggaran, akhirnya pedangang direlokasi ke pinggir jalan. 

"Jalan yang sempit. Kemudian pedagang dan pembeli sama-sama di pinggir jalan. Belum lagi kendaraan dari arah Bantaeng dan Makassar, makanya tambah macet. Begitulah adanya," kata dia. 

Pernyataan Kadis Perindag langsung disanggah Ketua DPW BAIN HAM RI Sulsel, Jaya Djumain, Minggu (10/11/2019).

BAIN HAM RI turun langsung melihat kondisi Pasar Allu. Macet di depan pasar mengakibatkan antrean kendaraan sepanjang lima kilometer. 

Harusnya, kata dia, ada kepekaan yang ditunjukkan oleh dinas terkait dan pihak rekanan. Bukan malah tidak peduli. Kondisi para pedagang menurut pantauannya sangat kasihan. 

"Kasihan ini pedagang. Mereka direlokasi ke tempat yang tidak layak. Belum lagi Dinas Perhubungan yang ada di depan pasar, sibuk menarik retribusi tapi tidak peduli dengan kemacetan," katanya. 

TAG

BERITA TERKAIT