RAKYATKU.COM - Maudu ada'ka di Istana Balla Lompoa, Gowa tampil beda dengan tempat lain, Sabtu (9/11/2019). Salah satu pembedanya, kanre maudu.
Bukan hanya telur rebus berhias, seperti pada umumnya. Panitia menyiapkan kanre maudu dengan aneka kreasi. Salah satu di antaranya dibentuk menyerupai Istana Balla Lompoa.
Maudu ada'ka digelar Lembaga Adat Kerajaan Gowa. Maudu ada'ka artinya maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang digelar secara adat. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun di Istana Balla Lompoa, Jalan KH Wahid Hasyim, Sungguminasa.
Acara ini dihadiri Sombayya Ri Gowa, Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaeng Lembang Batara Gowa III, permaisuri yang juga Anggota DPRD Gowa, Andi Hikmawati Andi Kumala Idjo, dan Kepala Dinas Pariwisata Gowa, Sophian Hamdi.
"Peringatan maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam diharapkan membawa keberkahan dan menjadi ajang silaturahmi di baik antara masyarakat dan pemerintah kabupaten Gowa maupun dengan keluarga Kerajaan Gowa," ujar Andi Kumala Idjo dalam sambutannya.
Selain itu, Andi Kumala Idjo menambahkan bahwa momen maulid ini juga dapat dijadikan sebagai ajang untuk meningkatkan kasih sayang, mempererat tali persaudaraan, serta menjunjung tinggi toleransi. Ini juga bentuk memuliakan Nabi Besar Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
"Nabi Besar Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah panutan umat Islam. Dia adalah seseorang yang begitu hebat. Hingga saat ini pun masih terasa kemuliaan dan kehebatannya sehingga hal inilah menjadi salah satu yang harus kita ingat dalam maulid," tambah Andi Kumala.
Kepala Dinas Pariwisata Gowa, Sophian Hamdi mengapresiasi dan mendukung pelaksanaan maudu ada’ka ri Gowa yang dilestarikan Lembaga Adat Kerajaan Gowa.
"Kegiatan ini saya kira sesuatu hal yang baik, positif, dan tentunya kita perlu mendukungnya bersama dan tentunya kita dapat menarik hikmah dari pelaksanaan maulid ada’ka ini untuk meneladani Nabi Besar Muhammad shallallahu alaihi wa sallam," terangnya.
"Harapannya agar kita semua semakin dekat dan menjunjung tinggi kebersamaan semangat kita membangun Butta Gowa, Butta Kalabbiranta dan tentu berharap ke depan lebih baik lagi. Mari kita sama sama menjaga dan melestarikan adat dan kebudayaan kita," lanjut Kadis.
Acara juga diisi barasanji. Setelah itu, hadirin langsung menyerbu aneka kanre maudu. Mereka berebutan telur yang ditancap pada batang pohon pisang.