Sabtu, 09 November 2019 13:30
Editor : Al Khoriah Etiek Nugraha

RAKYATKU.COM - Pelaksanaan Outdoor Classroom Day (OCD) dilakukan serentak di seluruh Indonesia, Kamis (7/11/2019).

 

Di Sulawesi Selatan, pusat titip pantau pelaksanaan OCD dilakukan di Kabupaten Bantaeng. Adapun total sekolah di Sulsel yang berpartisipasi dalam program OCD ini sebanyak 1.394 sekolah dari 24 kab/kota yang aktif berpartisipasi.

Program OCD ini digagas oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KPPPA RI) dan digelar serentak di Indonesia sejak 2017. OCD merupakan program Sehari Belajar di Luar Kelas (SBLK). OCD menjadi rangkaian dari peringatan Hari Anak Universal (Universal Children’s Day) yang diperingati setiap 20 November. Karenanya tak hanya digelar di Indonesia, namun serentak di seluruh dunia.

Titik pantau ini dilakukan di sembilan daerah di Indonesia, yakni Bojonegoro dan Kabupaten Tuban di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Pringsewu (Lampung), Kabupaten Minahasa (Sulawesi Utara), Kota Ternate (Maluku Utara), Kabupaten Timur Tengah Selatan (Nusa Tenggara Timur), Kabupaten Kulon Progo (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan Kota Bandung di Provinsi Jawa Barat.

 

Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Kesejahteraan KPPPA RI, Hendra Jamal yang hadir dalam pelaksanaan OCD di kabupaten Bantaeng, mengatakan, ada 10 nilai yang ditanamkan kepada siswa dan siswi dalam mengikuti OCD selama 3 jam berturut-turut.

“Ada pendidikan karakter, kesehatan, iman dan taqwa. Juga ada gemar membaca, adaptasi, gemar membaca, adaptasi perubahan iklim, peduli dan cinta lingkungan, melestarikan budaya, cinta tanah air, sadar bencana serta mau dan berkomitmen mendukung Sekolah Ramah Anak," ungkapnya.

OCD serentak ini diintegrasikan pada Sekolah Ramah Anak (SRA). Namun diharapkan mendorong perluasan SRA di seluruh daerah di seluruh Indonesia.

SLB Negeri 1 Bantaeng menjadi pusat pemantauan OCD oleh KPPPA RI. Bantaeng dipilih sebagai titik pantau karena statusnya sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) kategori Madya.

Nampak hadir dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Kepala Bidang PHPA dan staf, Ketua Tim Penggerak PKK bantaeng, dan Sekda Bantaeng. Terlihat para pejabat pemerintahan tersebut ikut berbaur bermain bersama para siswa.

Sementara itu, OCD juga dilakukan serentak oleh Madrasah dalam Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sinjai Dari Tingkat MI, Mts dan MA.

Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sinjai, Kamriati Anies, mengatakan, kompensasi hak anak dan Undang-Undang tentang perlindungan anak mengamanatkan negara untuk dapat memenuhi, menjamin, dan melindungi hak anak, serta memastikan bahwa satuan pendidikan mampu mengembangkan minat, bakat dan kemampuan anak serta mempersiapkan anak untuk bertanggungjawab kepada kehidupan yang toleran, saling menghormati dan bekerjasama untuk kemajuan dan semangat perdamaian. 

“Jadi selain dalam rangka memperingat hari anak internasional, kegiatan sehari belajar di luar kelas juga merupakan bentuk dukungan pengembangan sekolah ramah anak serta kabupaten layak anak khususnya di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan,” jelasnya.

Sementara di Kabupaten Bulukumba, tercatat ada 88 sekolah mulai dari tingkatan SD, SMP dan SMA/MA melaksanakan OCD ini. Bahkan, OCD di Bulukumba didampingi langsung oleh Bupati Bulukumba, AM Sukri Sappewali, khususnya di SMP Negeri 2 Bulukumba. 

Dalam kesempatan itu, AM Sukri Sappewali, mendoakan agar para siswa kelak bisa memiliki masa depan dan lebih sukses di masa mendatang. Selain itu ia berpesan terkait bahaya ketergantungan gadget.

“Kamu yang sekarang ini, seperti saya juga dulu waktu sekolah. Bedanya, saya dulu tidak ada HP jadi banyak permainan yang bisa kita lakukan setiap saat,” ujarnya.

OCD ini dilakukan untuk memberikan ruang kepada anak-anak untuk lebih berkreasi, disiplin, tidak bosan berada di sekolah. Melalui program ini diharapkan, para siswa tetap mengingat permainan tradisional sebagai salah satu bentuk pemenuhan hak anak yang sebaiknya dilaksanakan secara rutin, khususnya dalam pembentukan karakter anak, kerjasama, tolong menolong dan kepedulian anak-anak dalam memecahkan masalah secara bersama-sama.

TAG

BERITA TERKAIT