Rabu, 06 November 2019 11:52
Seorang polisi wanita, menggiring Busani (foto kiri), seorang polisi pria menanyai Jumarin (foto kanan).
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, JEMBER - Polisi sudah mengamankan tiga orang, terkait penemuan jasad Surono (51) di bawah lantai musala rumahnya di Dusun Juroju, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Jember. Mereka adalah, Busani (istri Surono), Bahar (putra Surono), dan Jumarin (selingkuhan Busani).

 

Namun, dari ketiganya, polisi belum menetapkan tersangka. Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrisal mengatakan, pihaknya masih menggali keterangan dari beberapa saksi.

Meski selama ini, Busani dan putranya, Bahar saling tuduh sebagai pelaku pembunuhan Surono, polisi tak percaya begitu saja.

Namun, polisi menangkap ada gelagat aneh diperlihatkan Busani. Di antaranya, tiba-tiba Busani menuduh putranya sebagai pembunuh Surono.

 

Menurut Busani, pembunuhan dilakukan di rumah tersebut pada Mei 2019 lalu. Lokasi penguburan jenazah Surono kemudian dijadikan musala, dan ruang di sekitarnya adalah dapur.

Berbeda dengan keterangan ibunya, Bahar mengaku kalau yang membunuh ayahnya adalah ibunya yang dibantu selingkuhannya, Jumari. Bahar mengaku, dirinya baru pulang dari Bali pada 2 November lalu, setelah mendapatkan kabar kalau ayahnya meninggal dunia.

Kepada Bahar, sang ibu mengaku selingkuhannya, Jumari yang membunuh suaminya. Saat itu kata Bahar yang curhat ke Kepala Dusun, Edi, ayahnya terpaksa dihabisi ibu dan selingkuhannya, karena tepergok mesum di dalam rumah. Ditemani Edi, Bahar kemudian melapor ke Mapolsek Ledokombo.

"Atas semua keterangan itu sudah kami cocokkan, dan telusuri. Apakah memang benar, atau hanya alibi masing-masing," tegas Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal, Selasa (5/11/2019). 

Polisi juga heran, saat mendengar suaminya meninggal, Busani sama sekali tak menunjukkan ekspresi sedih. "Nah ini, katanya suaminya meninggal tapi kok nggak sedih," kata Alfian seperti dikutip dari Tribunnews.

Malah, jangankan sedih. Busani malah memilih menikah siri dengan selingkuhannya, Jumarin. 

"Bahkan keduanya juga kumpul sejak Mei lalu sampai Oktober kemarin," lanjut Alfian.

Polisi juga terpaksa mendatangkan psikiater untuk Busani. Pasalnya, keterangannya sering berubah-ubah. Beda dengan Bahar, keteranganya konsisten.

Polisi saat ini memeriksa beberapa saksi. Di antaranya, L yang mengecor tempat jasad Surono dikubur. Sedangkan H dan I, dua saksi lainnya, diperiksa di tempat masing-masing.

H adalah teman Busani, sedangkan I adalah perempuan yang disebut-sebut memiliki hubungan asmara dengan Surono.

"Hari ini ada tambahan saksi lagi yakni saudari H, dan I. H ini berkaitan dengan istri korban karena berteman dekat. Sedangkan I berkaitan dengan korban S (Surono), yang dikabarkan pernah memiliki hubungan asmara. Semua masih kami dalami, terutama berkaitan dengan motif. Jika motif ini sudah bisa dipastikan, maka orang yang saat ini masih dugaan pelaku, bisa kami tetapkan sebagai tersangka," ujar Alfian.

Sebelumnya, polisi memastikan, jasad yang dicor di bawah keramik musala di Dusun Juroju Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo, Jember adalah jasad Surono, pemilik rumah lokasi dia dikubur. Surono meninggal dunia karena dibunuh seseorang.

"Bisa dipastikan jasad adalah jasad Surono. Dan meninggalnya akibat pembunuhan," ujar Alfian.

Polisi memastikan jasad itu Surono dari pakaian dan sarung yang ditemukan di dalam kubur, serta tinggi jenasah itu. Polisi menyebut, Surono korban pembunuhan dari sejumlah petunjuk.

Petunjuk itu antara lain, polisi menemukan linggis bernoda darah di bawah jenazah Surono.

"Linggis itu ditemukan tepat di bawah jenazah. Masih ada noda darahnya," lanjutnya.

Linggis itu berukuran panjang sekitar 65 centimeter, dan lebar sekitar 4 centimeter. Selain linggis, polisi juga menemukan sebilah pisau.

Pisau itu juga berada di liang kubur, namun agak jauh dari jasad Surono.

Setelah polisi menyatakan proses penyidikan jenazah cukup, polisi membolehkan keluarga menguburkan Surono secara layak. Surono kemudian dimakamkan di TPU Dusun Juroju.

TAG

BERITA TERKAIT