RAKYATKU.COM, SINGAPURA - Senin, 4 November 2019. Clarence Teo Shun Jie tertunduk lesu. Dokter di pengganti di salah satu klinik di Singapura itu, diadili karena diduga secara brutal meninju wajah pacarnya berulang kali, lalu membenturkan kepalanya ke dinding.
Hari itu, 27 Agustus 2017. Dokter berusia 35 tahun itu, sedang bersama kekasihnya, Rachel Lim di kamar flat Redhill miliknya. Jarum jam waktu itu menunjukkan pukul 02.00 waktu Singapura. Dia terus menggoda Rachel agar mau berhubungan badan layaknya suami istri.
Namun Rachel menolak. Dia terus merayu. Pada pukul 04.12, ayah dokter mesum itu mendengar jeritan korban minta tolong. Dia lalu menghubungi polisi. Saat polisi membuka kamar, wajah Rachel tak bisa dikenali lagi.
Rachel menderita beberapa patah tulang wajah dan jari kelingking yang patah, sebelum pintu flat Teo didobrak oleh pihak berwenang.
Teo mengurung Rachel di kamarnya, dan mencegahnya pergi pada pagi hari saat penyerangan. Namun, ini bukan pertama kalinya korban terluka secara fisik dianiaya pelaku.
Pasangan ini, awalnya bertemu melalui aplikasi kencan Coffee Meets Bagel, telah bersama sejak akhir Februari 2017. Namun, Rachel tidak tahu bahwa Teo adalah seorang pecandu alkohol, dan telah didiagnosis dengan gangguan penyalahgunaan zat.
Dalam sebuah laporan polisi yang dibuat korban pada April tahun itu, diketahui bahwa Teo telah memukulnya dengan keras pada 12 Maret 2017 akibat cemburu pada hubungan masa lalu Rachel dengan mantan pacarnya.
Namun saat itu Dokter Teo meminta maaf dan Rachel memaafkannya. Pada hari berikutnya hal yang sama terjadi pada 30 Maret di mobil pelaku. Namun kali ini, dokter yang melakukan kekerasan dilaporkan menuangkan sebotol jus apel dingin ke seluruh tubuh wanita malang itu, lalu menyalakan AC untuk membuatnya menggigil.
Rachel, yang memberikan kesaksian di pengadilan pada hari Senin, mengatakan, dia pergi dengan Teo pada malam 26 Agustus 2017, dan mereka tiba kembali di rumah pelaku pada dini hari.
"Terdakwa menjadi marah dan menjadi agresif, ketika dia menyatakan keengganan untuk melakukan hubungan seksual dengannya. Ketika korban mencoba meninggalkan ruangan untuk melarikan diri darinya, terdakwa mengejarnya, memaksanya kembali ke kamar, dan mengunci pintu," ujar jaksa penuntut Stomp.
"Ini diikuti oleh serangan kekerasan, di mana terdakwa meninju wajah korban berulang kali dengan kekuatan besar, dan membenturkan kepala korban ke dinding."
Wanita malang itu berteriak kencang, tetapi baru diselamatkan ketika ayah Teo memanggil polisi, untuk memperingatkan mereka tentang situasi pada jam 4 pagi.
Pihak berwenang mendobrak pintu karena putus asa, dan mendapati wajah Rachel memar parah dan tidak bisa dikenali.
Teo ditangkap setelah kejadian itu dan Rachel harus dirawat di Rumah Sakit Umum Singapura selama 21 hari, sebelum ia pulih dari kerusakan yang diderita tubuhnya.
Teo terancam menghadapi 10 tahun penjara karena tindakannya, dan bisa didenda atau juga dicambuk.