RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Kematian Marni (39) yang ditemukan terlentang di dalam kamar kos-kosan bersama anaknya yang baru dua tahun, masih menyimpan misteri. Penyebab kematiannya belum diketahui.
Kasus ini pun semakin sulit terungkap, setelah pihak keluarga menolak jenazah almarhumah diautopsi. Sehingga almarhumah langsung dimakamkan di Pemakaman Kristen Panaikang kemarin.
Meskipun, keluarga menolak jenazah diautopsi, pihak kepolisian tetap mendalami dan mencari tahu penyebab kematian Marni. Polsek Tamalate siang tadi, telah memanggil suami Marni untuk dimintai keterangan.
Kapolsek Tamalate, Kompol Arif Amiruddin, mengatakan, pihaknya tetap melakukan penyelidikan mencari tahu penyebab kematian Marni. Apalagi tidak ditemukan ada riwayat penyakit.
"Dia diperiksa untuk permintaan keterangan saja. Setelah itu kita akan periksa tetangga sekitar situ. Penyelidikan akan tetap dilanjutkan," ujar Kompol Arif Amiruddin.
Sementara itu, Kasatreskirim Polrestabes Makassar, AKBP Indratmoko mengungkapkan, sampai saat ini sudah ada sejumlah saksi dimintai keterangan, seputar keseharian dari Marni.
"Yang diperiksa saksi Pak RT, tetangga-tetangga kos, dan yang pertama kali datang, sekitar lima atau enam saksi sudah diperiksa," kata Indratmoko.
Ia menambahkan, keterangan yang diambil dari saksi-saksi seputar terakhir kali melihat korban, terus komunikasi dengan korban sehari-hari seperti apa kehidupannya.
"Serta apakah korban pernah mengeluh sakit, pernah ada masalah dengan seseorang paling seputar itu saja," tutupnya.
Marni ditemukan telah menjadi mayat pada Senin, 28 Oktober 2019 lalu. Di dalam kamar mandi, Jalan Bontonompo 16-2 Kelurahan Pabaeng-baeng, Kecamatan Tamalate.
Di samping korban, terlihat balitanya berusia 2 tahun, EA yang terus memeluk ibunya. Namun saat polisi tiba dan membuka pintu kamar, bocah tersebut spontan berdiri. Diperkirakan, jasad Marni sudah tiga hari. Karena sudah membusuk.