RAKYATKU.COM, MAROS - Euforia, wajar saja terpancar di wajah para pejabat dan petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Maros.
Betapa tidak, hari ini Indra Setiabudi Mokoagow, Kepala Lapas Maros, menerima Penghargaan Pengembangan Budaya Literasi Terbaik Pertama yang diserahkan langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kakanwil Kemenkumham) Provinsi Sulawesi Selatan, Drs. Priyadi, Bc.IP., M.Si pada Upacara Dharma Karyadhika di Lapas Kelas I Makassar.
“Penghargaan ini adalah hasil kerja kolektif yang tidak tiba-tiba, sudah dimulai sejak pendahulu kami. Kami melanjutkan dan menambah kreativitas dari semangat yang sudah terbangun,” tutur Indra saat dihubungi melalui sambungan selulernya.
Penghargaan ini kata dia, menyiratkan kegembiraan dan sukacita baik bagi pejabat dan petugas Pemasyarakatan, maupun para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang aktif dalam kegiatan literasi di Pustaka Jeruji Indonesia Lapas Maros.
Atas penghargaan tersebut secara spontan sejumlah sejumlah Sipir dan WBP, melaksanakan tasyakkuran, yang dilaksanakan bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-2 Pustaka Jeruji Indonesia.
Hardiman selaku Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP), mewakili Kepala Lapas Maros, mengungkapkan rasa syukur atas penghargaan ini.
"Rasa syukur hari ini kita ungkapkan dengan makan tumpeng bersama, atas penghargaan dari Pak Kakanwil dan juga sekaligus merayakan ulang tahun kedua Pustaka Jeruji Indonesia," katanya mengawali tasyakkuran yang berlangsung di lantai dua Gedung Lapas Maros.
Pada acara yang turut dihadiri Amran selaku Kepala Subsi Binkemaswat, H. Idrus Kepala subsi Registrasi dan sejumlah Sipir dan Inisiator Pustaka Jeruji Indonesia Salahuddin Alam Dettiro, beserta sejumlah WBP penggerak Literasi di Lapas Maros.
"Penghargaan ini pantas diperoleh Lapas Maros, karena kerja-kerja kita semua komponen di Lapas Maros, yang mengawali gerakan literasi dari dalam Lapas di Indonesia," urainya.
Sementara itu, Amran, Kasi Binkemaswat mengemukakan senantiasa akan membangun program-program berkelanjutan.
"Ke depannya kita akan semakin giatkan gerakan ini, agar berkesinambungan," ungkapnya penuh semangat, saat memberikan testimoni.
H. Idrus (Kasubsi Registrasi), menyatakan rasa salut dan bangga atas apa yang diperoleh Lapas Maros.
"Sejak mendampingi Kakanwil sebelumnya, banyak mengikuti perkembangan dan prestasi Lapas Maros dan saya bangga ditugaskan di sini," beber pria asal Bone ini.
Ulang Tahun Kedua Pustaka Jeruji Indonesia
Pada 30 Oktober 2017 silam, berlangsung di Lapangan Kemenkumham di Jalan Rasuna Said di bilangan Kuningan Jakarta Selatan, pada Puncak Peringatan Hari Dharma Karyadhika tahun 2017 oleh Yasonna H. Laoly selaku Menteri Hukum dan HAM RI, melaunching Pustaka Jeruji Indonesia bersama Najwa Shihab (Duta Baca Indonesia), Kepala Perpustakaan Nasional M. Syarif Bando, Direjrur Utama PT Pos Indonesia Gilarsih Direktur Kelompok Kompas Gramedia (KKG) dan Ketua Pustaka Bergerak Indonesia Nirwan Ahmad Arsuka.
"Launching ini adalah Gong dari apa yang telah dilakukan saat soft launching di Lapas Maros 16 Oktober lalu," tutur Najwa ketika itu.
"Tidak ada salahnya menerapkan seperti di Brazil. Di sana, warga binaan yang membaca satu buku, diberikan pengurangan masa tahanan empat hari," katanya.
Inilah yang menyemangati Menkumham Laoly dan menginstruksikan agar setiap Lapas memiliki Pustaka Jeruji.
Sejak launching itu debut, Pustaka Jeruji Indonesia senantiasa aktif dan eksis dalam Gerakan Literasi Nasional, baik di tingkat komunitas maupun di kalangan instansi Pemasyarakatan.
Seperti menyelenggarakan Temu Literasi Se-Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat pada Pebruari 2018, dengan menghadirkan Direktur Latihan dan Kerja Produktif (Latkepro) Harun Sulianto bersama Arswendo Atmowiloto, Nirwan Ahmad Arsuka, Alwy Rachman, Irmawaty Puan Mawar bahkan narasumber dari Australian National University.
“Jika tahun lalu kita merampungkan Kumpulan Puisi berjudul Syair dari Balik Jeruji adalah karya WBP Lapas Maros, dan tahun ini kita meluncurkan Kumpulan Puisi, Cerpen dan Essai karya WBP se Indonesia dengan judul Biarkan Saja Metronom Itu yang saat Peringatan HUT Pas ke 55 di Cipinang April 2019 lalu” beber Salahuddin Alam Dettiro, selaku inisiator Pustaka Jeruji Indonesia.
Buku tersebut adalah hasil Sayembara antara WBP se-Indonesia berisi 50 karya Puisi, Cerpen dan Essai.
“Jika kali ini kita memperoleh penghargaan, merupakan kerja keras kita semua termasuk saat Bapak Warsianto menjadi Kalapas di sini” Pungkas Alam panggilan akrabnya: Atas penyelenggaraan Sayembara dan Penerbitan Buku tersebut, Alam memperoleh Penghargaan yang diterima langsung dari Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna H. Laoly.
Saat berkunjung ke Lapas Maros beberapa waktu lalu, Kakanwil Priyadi mengemukakan, dirinya menyambut baik dan berterima kasih atas terbitnya buku ini.
“Gerakan literasi ini perlu ditumbuhkembangkan sebagai bagian dari gerakan pembinaan yang lebih luas,” lanjut Priyadi ketika itu.
Menurutnya, menulis adalah saksi sejarah. “Kegiatan kepenulisan seperti ini senantiasa akan menjadi dokumentasi penting perjalanan sejarah, termasuk karya-karya fiksi yang mengguncang dunia,” jelas Priyadi menutup pembicaraan.