Selasa, 29 Oktober 2019 11:59
Grafis
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, SURIAH - Begitu rapi operasi pembunuhan Abu Bakar al-Baghdadi. 

 

Sebelumnya, istri dan orang-orang dekat bos besar ISIS itu tertangkap. Dari mereka, pasukan Amerika Serikat dan Suriah mendapat informasi tentang rumah persembunyian teroris paling dicari itu di kompleks Idlib, barat laut Suriah.

Seorang penasihat keamanan, lalu diselundupkan ke lingkaran Abu Bakar al-Baghdadi, menyamar sebagai pengawal.

Dia lalu mencuri pakaian kotor imam ISIS itu. Setelah pasukan AS memeriksa DNA dari celana dalam kotor itu, dipastikanlah bahwa itu adalah benar al-Baghdadi.

 

Intelijen yang menyamar itu, kemudian menggambarkan secara detil ruangan, jumlah pasukan, juga di bagian mana titik lemah penjagaan. Dia kemudian diam-diam mengirim informasi itu ke intelijen Kurdi yang lalu meneruskan ke pusat komando AS.

Berdasar denah ruangan, pasukan elite AS lalu diturunkan melakukan operasi pembersihan. Saat penyerangan, pada Sabtu malam, 26 Oktober 2019, penasihat keamanan yang menyamar itu ada di lokasi. Dan usai penyerbuan, dia pergi bersama pasukan elite AS.

Atas denah ruangan itulah, al-Baghdadi (48), sukses dipojokkan di lorong buntu, sehingga dia menarik pemicu bom bunuh diri di rompinya. Baghdadi dan tiga anaknya tewas.

Itu diungkap Jenderal Mazloum Abdi dari Pasukan Demokrat Suriah. 

Presiden Donald Trump sendiri memuji pasukan AS atas serangan itu. Dia mengatakan, pada detik-detik terakhirnya, Baghdadi, ketakutan dan panik, takut pasukan Amerika akan merobohkannya.

Namun, dua pejabat intelijen mengungkapkan kepada New York Times, bahwa sebenarnya Kurdi Suriah dan Irak yang memberikan informasi paling banyak tentang keberadaan Baghdadi, dan berperan penting dalam menjatuhkannya.

Bahkan, para pejabat mulai mempersempit lokasi Baghdadi dan merencanakan serangan musim panas lalu, tetapi operasi untuk menyerang tempat persembunyiannya hampir bocor, ketika Trump tiba-tiba mengumumkan rencana, untuk menarik pasukan Amerika dari Suriah utara.

Tak ingin kehilangan kesempatan, Pentagon lalu menyusun rencana serangan. Dan itu dilakukan pada Sabtu malam.

Para pejabat itu mengatakan bahwa kematian al-Baghdadi sebagian besar terjadi terlepas dari kepemimpinan militer Trump. Tapi Kurdi yang terus memberikan informasi kepada CIA, bahkan setelah pengumuman Trump, yang membuat mereka rentan terhadap serangan dari front Turki yang agresif.

Trump mengucapkan terima kasih kepada Kurdi Suriah pada hari Minggu, atas peran mereka dalam membantu menemukan Baghdadi. 

Namun bagi orang Kurdi, pernyataan itu tidak cukup. Terutama setelah Trump berterima kasih kepada Rusia dan negara-negara lain. Pasukan Kurdi telah kehilangan 11.000 pria dan wanita sejak mereka mulai memerangi ISIS lima tahun lalu.

TAG

BERITA TERKAIT