Senin, 28 Oktober 2019 21:45
Munafri Arifuddin menjadi bakal calon wali kota Makassar pertama yang mengikuti tahapan wawancara di Sekretariat DPD I Golkar Sulsel, Jalan Botolempangan, Makassar, Senin (28/10/2019).
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Munafri Arifuddin menjadi bakal calon wali kota Makassar pertama yang mengikuti tahapan wawancara di Sekretariat DPD I Golkar Sulsel, Jalan Botolempangan, Makassar, Senin (28/10/2019).

 

Appi, sapaan karibnya, diwawancarai oleh Tim Penjaringan Bakal Calon Kepala Daerah DPD I Golkar Sulsel yang disebut dengan 'Tim Sembilan'.

Tim Sembilan ini beranggotakan Annas GS, Andi Astuty Attas, Andi Syamsu Alam Mallarangeng, Irwan Muin, Kadir Halid, Andi Ina Kartika Sari, Marzuki Wadeng, Rusni Kasman, serta Imran Tenri Tata Amin.

Dalam sesi wawancara tersebut, Appi mengaku ditanya perihal kegagalannya mengalahkan kolom kosong di Pilwalkot Makassar 2018 silam.

 

"Tim Sembilan menanyakan itu bahwa seperti apa evaluasinya. Saya jawab bahwa kita harusnya melihat jika pengalaman di Pilwalkot 2018 itu sangat baik karena di situ kita tahu bahwa ada beberapa hal yang kurang saat itu," ungkap Appi kepada Rakyatku.com usai mengikuti tahapan wawancara tersebut.

"Kekurangan saat itu, misalnya penjagaan TPS, konsolidasi internal sesama partai pendukung. Itu yang akan kita lebih maksimalkan di Pilwalkot 2020 mendatang," tambah CEO PSM Makassar ini.

Appi pun mengungkapkan bahwa kekalahan dari kolom kosong lebih dipengaruhi karena faktor terlena dengan konstalasi pertarungan saat itu.

"Ditanyakan soal keadaannya, kenapa bisa terjadi (kalah dari kolom kosong), saya bilang itulah keadaannya. Mungkin kita terlena dengan keadaan kita sehingga lengah mengawal suara di TPS. Tentu ini menjadi pembelajaran kedepannya," bebernya.

Pengakuan Appi dibenarkan oleh Ketua Tim Penjaringan Bakal Calon Kepala Daerah Golkar Sulsel, Kadir Halid. Menurut Kadir, hal ini perlu dievaluasi sebab saat kalah dari kolom kosong, saat itu Appi diusung oleh Golkar.

"Kemarin kan kita sudah dukung tapi kalah dari kolom kosong. Makanya, kesalahan yang lalu harus diperbaiki, termasuk kemarin soal saksinya. Tidak semua TPS ada saksinya, hanya 700-800 TPS saja ada saksinya, seharusnya semua TPS," demikian Kadir.

TAG

BERITA TERKAIT