Jumat, 25 Oktober 2019 22:31
Ayrton Lim memperlihatkan pialanya (kiri). Instastory-nya sebelum bunuh diri (kanan).
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, MALAYSIA - Meskipun advokasi dan kesadaran terus menerus ditumbuhkan untuk penderita kesehatan mental, contoh-contoh bunuh diri yang berhubungan dengan penyakit kesehatan mental, tampaknya menjadi hal yang lebih umum dalam berita. 

 

Dan yang paling tragis, sebagian besar korban cenderung sangat muda, dengan kehidupan masih di depan mereka belum dijalani.

Menurut Oriental Daily dan Harian Metro, perenang negara bagian Sarawak, Ayrton Lim ditemukan tewas, Kamis, 24 Oktober 2019 di rumahnya. Usianya baru 19 tahun.

Hari itu, ibu Ayrton keluar lebih awal. Dia hendak menjemput adik Ayrton. Setelah kembali, dia menemukan putranya sudah tidak sadarkan diri di rumah Tabuan Laru mereka. 

 

Sang ibu panik dan memanggil ambulans. Tenaga medis yang tiba di TKP, mendapati remaja itu sudah meninggal. Polisi mengatakan, mereka tidak menemukan hal-hal mencurigakan.

Penyebab sebenarnya kematiannya masih belum diketahui, sampai saat ini. Jasad korban telah dikirim ke kamar mayat Rumah Sakit Umum Sarawak (SGH) untuk diautopsi. 

Tetapi pengikut di akun Instagram Ayrton berspekulasi, bahwa ia mungkin telah mengalami masa depresi dan bunuh diri, mengingat pesan samar yang diunggahnya ke Cerita Instagram-nya tak lama sebelum ia ditemukan tewas.

"It has been a wonderful 19 years, and i'am greatful if you're part of it," tulisnya.

Perenang muda berbakat itu, dikatakan baru saja kembali dari pelatihan di Singapura, dan telah mewakili Sarawak di Olimpiade Malaysia. Bulletin TV3 melaporkan, almarhum diduga menderita episode depresi setidaknya 3 hari sebelum kematiannya.

TAG

BERITA TERKAIT