RAKYATKU.COM, GOWA - Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Malaganni menyampaikan, terkait informasi adanya warga yang menjadi korban bencana angin kencang yang terjadi di beberapa wilayah dataran tinggi Kabupaten Gowa.
Ia menegaskan, pascakebakaran lahan dan hutan, hingga saat ini tidak ada satupun warga yang mengungsi karena lokasi kebakaran sangat jauh dari wilayah permukiman.
"Yang mengungsi itu hanya warga yang terkena dampak angin kencang karena kondisi atap mereka rusak. Itupun mereka tidak meninggalkan kampungnya, hanya tinggal sementara di tetangga sambil menunggu rumahnya dibenahi," katanya, Kamis (24/10/2019).
Sebelumnya, Camat Tompobulu Zulfikar mengatakan, rumah rusak karena angin kencang ada 124 rumah. Masing-masing 44 rumah di Desa Rappoala dan 80 rumah di Desa Rappolemba.
"Rata-rata rumah yang rusak itu atapnya sama dinginnya. Tim kami juga di lokasi masih melakukan pendataan, kerugian yang dialaminya seperti apa," katanya.
Selain di Tompobulu, Camat Parigi Muhammad Guntur mengatakan, rumah yang terkena dampak angin kencang ini ada lima desa. Masing-masing Desa Manimbahoi 64 rumah, Desa Bilanrengi 38 rumah, Desa Jonjo 10 rumah, Desa Majannang 18 rumah dan Desa Sicini 14 rumah.
"Kami masih mendata berapa rumah yang rusak berat, sedang hingga ringan. Tapi khusus di Desa Manimbahoi itu kebanyakan yang rusak berat," katanya.
Meski demikian, warga yang kondisi rumahnya rusak sedang dan ringan tetap memilih tinggal di rumahnya. Sementara yang mengalami rusak berat mereka mengungsi ke rumah tetangga.
"Yang rusak ringan itu sudah banyakmi diperbaiki dengan berkerjasama warga setempat, yang masih terbuka atapnya itu yang rusak berat karena satu rumah yang terbuka," terangnya.