Selasa, 22 Oktober 2019 19:25
Anastasia Kurkina dan putrinya, Milana semasa hidup.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, RUSIA - Tujuh orang, termasuk lima anak-anak, meninggal dalam kebakaran yang mengerikan. Pemicunya, anak-anak yang kehilangan uang 70 rubel atau sekitar Rp15 ribu.

 

Selasa, 22 Oktober 2019. Di Kota Rostov Veliky, Rusia. Sekelompok anak-anak sedang bermain di apartemen yang terbuat dari kayu. 

Tiba-tiba seorang bocah menangis. Alexander Komarov (37), yang saat itu tengah mabuk, mengenali suara itu. Itu adalah anaknya.

"Kenapa kau menangis," tanya Komarov ke putranya, seperti dituturkan di depan polisi.

 

"Dia mengambil uangku pa, 70 rubel (Rp15 ribu)," ujar bocah itu sambil menunjuk ke bocah tetangganya.

Sambil terhuyung-huyung, Komarov mendatangi bocah itu. Namun, bocah itu menyangkal. Komarov jengkel. Dia menyalakan korek api, lalu menyulut ke blok apartemen yang dihuni bocah itu. 

Material kayu, membuat api dengan mudah membakar apartemen itu.

Bocah itu dan keluarganya, melompat keluar dari jendela lantai dasar, untuk melarikan diri dari api.

Tetapi dua keluarga lain yang tinggal di apartemen di lantai atas terjebak. Demikian laporan media setempat.

Anastasia Kurkina (23), dan tiga anaknya Milana (6),  Alina (3), dan Evgenia (18 bulan), semuanya tewas.

Seorang ibu yang tinggal di flat lain di lantai atas Anastasia, Lendinyova, selamat. Tetapi dua anaknya Polina (4), dan Sergey (2), juga tewas.

Kurkina sempat mengatakan kepada suaminya, Igor Vanyushev (35), untuk melompat lebih dahulu. Dia akan membuang anak-anak untuk dia tangkap.

"Lompatlah pa, tangkap anak-anak," ujar Kurkina ke suaminya.

Vanyushev pun melompat. Namun saat dia sudah di tanah, asap tebal kebakaran membuat Kurkina tak bisa bernapas. Dia pun pingsan, sebelum api melalap tubuhnya, juga tubuh anak-anaknya.

"Dia kehilangan kesadaran. Dia dan putrinya tercekik oleh asap," kata putri tirinya, Olga.

Seorang lelaki setempat, Oleg Kovalev, berjuang melalui kobaran api, dan menangkap dua gadis yang masih hidup, tetapi mereka mati tak lama kemudian, karena keracunan karbon monoksida.

Warga setempat, Alexandra Vasilyeva mengatakan, Kovalev menangis, karena dia telat menarik gadis-gadis itu. Jadi tidak ada waktu untuk menyelamatkan mereka. 

“Dia mengeluarkan gadis-gadis itu, dan mereka masih bernafas, berpikir bahwa mereka bisa diselamatkan. Tetapi ketika ambulans tiba, mereka mengatakan sudah terlambat," sebut Vasilyeva.

Gadis-gadis itu, sekarat di pelukan Kovalev.

Paman Vanyushev, Vladimir Urbakh, juga tewas dalam kebakaran itu.

Sebanyak 25 orang termasuk tiga anak, dievakuasi dari gedung.

Pejabat penuntut negara Dmitry Dyachkov mengatakan, Komarov telah mengakui kejahatan yang sangat berbahaya, dan menunjukkan sikap acuh tak acuh terhadap kehidupan manusia.

Dia terlihat di video polisi yang mengaku melakukan pembakaran. "Saya mengambil korek api ... Dan pergi ke sana. Saya mabuk," ujar Komarov dalam video itu.

Dia telah ditahan dan menghadapi hukuman maksimal penjara seumur hidup.

TAG

BERITA TERKAIT