RAKYATKU.COM, GOWA - Minggu, 20 Oktober 2019. Jarum jam menunjukkan sekira pukul 08.00 Wita. Warga BTN Aura Permai, digegerkan penemuan mayat perempuan dalam kamar mandi sebuah rumah di perumahan tersebut.
Mayat tersebut diketahui bernama Inar Bulan bin Arif (47). Inar ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dalam kamar mandinya, setelah tercium aroma busuk dari rumah Inar. Diduga, Inar meninggal karena terjatuh di kamar mandinya.
Warga yang menemukan jenazah Inar, segera menghubungi Polsek Pallangga dan segera melakukan olah TKP. Hasilnya, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Jenazah pun telah dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Sinjai, untuk dimakamkan.
Kepada Rakyatku.com, tetangga yang bersebelahan rumah almarhumah mengungkapkan, Inar tinggal di rumahnya tersebut hanya seorang diri.
Almarhumah diketahui merupakan seorang guru di SD Inpres Galangan Kapal 1, Kecamatan Tallo, Kota Makassar.
"Orangnya tertutup dengan para tetangga. Dia kan seorang guru, jadi sesekali dia hanya pulang ke sini dari mengajar. Dia juga tinggal sendirian di rumahnya itu. Kalau soal penyakit, dia tidak beritahu kami dan tetangga lainnya," kata salah seorang tetangga yang enggan disebut namanya kepada Rakyatku.com.
"Sesekali dia pulang ke sini. Kalau tidak, dia bisa pulang langsung ke kampungnya di Kabupaten Sinjai," tambahnya.
Meski begitu, kematian Inar membuat luka di dalam hati bagi para tetangga. Inar yang berprofesi sebagai guru mendapat doa dari tetangganya, semoga semua amal ibadahnya diterima di sisi-Nya.
Hingga kini, rumah tersebut tampak tidak berpenghuni. Garis polisi yang sebelumnya dipasang oleh petugas, kini telah dilepas.
Kapolsek Pallangga AKP Hendra Suyatno telah menerjunkan personelnya untuk melakukan olah kejadian perkara.
Pada pukul 10.00 Wita, tim Identifikasi Polres Gowa bersama Tim Medis dari Puskesmas Pallangga, tiba di TKP dan melakukan identifikasi serta pemeriksaan terhadap korban.
"Hasil pemeriksaan Tim Medis Puskesmas Pallangga dan Identifikasi dari pihak polres Gowa, tidak ditemukan adanya tanda tanda kekerasan pada tubuh korban. Dan pukul 11.00 Wita, mayat korban dibawa ke RS Bhayangakara untuk dibersihkan dan dibawa ke kampung halamannya untuk dimakamkan," kata Hendra kepada Rakyatku.com.
"Pihak keluarga korban juga menolak untuk dilakukan autopsi dan memilih segera memulangkan jenazah keluarganya," tambahnya.
Meski begitu, pihak kepolisian tetap akan melakukan proses penyelidikan, untuk mencari tahu secara pasti penyebab kematian guru tersebut.